Sari pov****
Ingat saat kemarin malam aku mendapatkan berita yang membuatku shock. Besoknya aku jadi gak mood buat ngapa-ngapain. Diaz? Dia bahkan hanya menjawab singkat pesanku tadi pagi. Aku gak mau berlarut sama amarah dan bikin quality time ku sama temen-temenku keganggu. Aku coba bilang k yang lain kalau aku gak papa sampai hari terakhir kami dibandung.
"Nath, gue bareng lo ya. Mau anter kerumah kan?" Aku menarik lengan natha saat kami berdiri bersiap untuk turun di stasiun yang dituju.
Natha yang ngerti perasaanku sekarang cuma ngangguk. "Tenang aja,"
Aku gak siap ketemu diaz meskipun aku juga butuh penjelasan dari dia. Siapa sih yang gak sakit hati kalau denger ternyata suaminya bantu lahiran mantannya? Ya, mungkin terdengar egois tapi kali ini aku beneran cemburu.
Kereta berhenti distasiun aku dan sahabatku yang lain turun. Kami turun satu-satu, aku mendorong koperku dengan sedikit memaksa membuat orang-orang memperhatikanku.
Setelah berpamitan dengan sahabatku yang lain, aku dan natha memisah. Natha menitipkan mobilnya di penitipan yang bisa berhari-hari. Aku memasukkan koperku ke mobil natha, setelah itu baru aku. Natha memanaskan mobilnya sebelum, kami berangkat pulang.
Dimobil natha terus mengoceh dan menyuruhku berbicara, aku selalu tidak fokus dengan pembicaraan dia. "Sar, kita udah sampe."
Aku memandangi sekitar, benar saja mobil sari sudah sampai di perumahanku. Aku menatap natha dengan mata sayuku. "Nath.."
"Gapapa.. lo bisa sar, jangan nangis. Lo harus marah gak sih?! Jangan diem dulu sebelum suami lo ceritain semuanya." Natha memeluk aku, aku nangis di pelukan natha. Sebenarnya aku gak akan nangisin itu, tapi aku bakal sedih kalau ternyata yang diceritain vanessa kemarin belum selesai. Aku harus mendengar lebih runtut lagi dari suamiku nanti.
Aku melambaikan tangan setelah mobik natha dirasa sudah jauh dari depan rumah. Aku menghela nafas, diaz ada dirumah karena mobil nya ada di garasi.
Ceklek
Aku masuk ke rumah, rumah sangat sepi. Dimana diaz. Batinku. Bau masakan menyengat di hidungku, sontak aku berlari kearah dapur. Hanya tubuh kekar yang aku temukan disana.
Mataku seolah tak punya daya tarik, aku menarik koper menjauh dari dapur.
"Kenapa gak minta aku jemput?"
Langkahku terhenti, aku gak mau noleh. Milih buat pergi dari dapur tapi tanganku ditarik. Aku dan diaz saling pandang setelah itu. Diaz menarik tubuhku dan memelukku sambil menaruh kepalanya di pundakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Ficção AdolescenteStory on going and (21+) apa jadinya jika seseorang yang sangat sibuk di satukan dalam suatu ikatan pernikahan? Diaz dan Sari pasangan kekasih itu merupakan seorang yang cukup dikenal di kalangan pengusaha. Diaz merupakan seorang arsitektur, sementa...