6. Janji

19.2K 232 1
                                    

Sari pov okay?

****

Diaz membawaku ke mall yang lumayan megah. Ia juga bilang kalau bukan cuma belanja makanan dia mau belanja baju untuk temannya yang baru punya bayi. Aku sangat antusias ketika mendengar itu. Kami bagi-bagi tugas, diaz akan mencari sepatu bayi sementara aku mencari pakaian bayi.

"Sayang, emang bayi nya umur berapa," tanyaku ketika diaz sedang melihat beberapa sepatu bayi yang berjejer.

Diaz berfikir bentar, "baru sebulan deh,"

"Okay."

Diaz dan aku mencari perlengkapan bayi untuk kado temannya hampir setengah jam, dan memutuskan membeli ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah diaz bayar, kami mutusin buat makan dulu di salah satu restaurant di mall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah diaz bayar, kami mutusin buat makan dulu di salah satu restaurant di mall. Diaz memintaku untuk memilih restaurant yang aku mau. Aku memilih racha, karena aku lagi BM banget sama daging. 

Diaz memesankan beberapa pesanan yang sekaligus isinya banyak. Dia bilang ini sebagai apressiasi karena proyek nya kemarin di terima dan untuk membuat ku happy. Aku sesekali menyuapi diaz daging dari hasil pangganganya. Rasanya rasa kesal ku sudah berlarut menjadi senang berkat diaz.

Setelah kami makan, diaz meminta ku untuk memilihkan beberapa kemeja kerjanya. Dia akan mulai kerja di kantor lagi minggu depan, karena ada proyek yang banyak perlu di diskusikan dengan kliennya.

Aku memilihkan diaz kemeja hitam, meskipun kata diaz dia sudah bosan. Padahal kan kalau cowok pake serba hitam, aura ganteng nya bakal terpancar. Terlebih lagi diaz punya bentuk tubuh yang ideal. Jadi akan sangat bagus.

Aku ikut ke kasir bersama diaz,  ya sesekali melihat-lihat barang yang di dekat kasir. Kasir cukup penuh saat itu, aku menyenderkan kepalaku pada pundak diaz.  Diaz sedang memainkan handphone nya, sementara fokusku pada barang yang ada di dekat kasir.

"Az," panggilku.

"Hm," diaz melirik aku. Aku menunjuk malu pada barang yang di gantung di sebelah kasir.

"Bagus gak itu?"

Diaz mengikuti arah barang yang aku tunjuk, dia tersenyum kecil. "Bagus, mau beli?"

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang