Sari pov
***
"Untuk dibagian ini jangan terlalu di perbanyak ruang kalau bisa diubah jadi ruang office yang sekalian besar saja gimana pak?" Tanya klien diaz.
Diaz memperhatikan dengan seksama apa yang diinginkan kliennya, "boleh pak, jadi satu ruangan full yang saya bagi 4 ini khusus office ya? Apakah perlu toilet khusus office juga?"
"Boleh, tapi jangan disatukan. Meminimalisir kejadian yang belum diinginkan." Jawab klien diaz sambil tertawa.
Diaz cuma senyum kikuk sambil ngangguk lagi, dari arah berlawanan wulan dan randy datang membawa makanan.
"Coffee az," tawar wulan. Diaz mengambilnya dan menaruhnya dimeja. Proyek yang sedang dikerjakan diaz termasuk proyek besar karena pemilik nya pun pemilik saham tinggi dari perusahaan pertamina. Sehingga tidak segan tentunya diaz menjadi arsitek dalam perancangan gedung barunya.
"Ini hasilnya gimana pak?"
"Wah, bagus juga. Boleh saya ambil ini rancangan ini," jawab klien nya diaz.
Randy dan wulan tampak terkejut karena keinginan klien nya tak begitu banyak, "ini beneran pak gak ada yang mau di ubah?" Tanya randy.
Klien mengangguk, "saya rasa kalau gedung terlalu rumit akan menyulitkan tekhnik sipil nya nanti. Khawatir akan berjalan lama pengerjaannya, sementara untuk perusahaan ini saya cuma punya waktu 1 tahun untuk kontruksi nya."
"Ah begitu... kalau bapak deal dengan rancangan yang itu, kami juga." Jawab wulan.
"Baik, transferan nya sudah saya kirim ke perusahaan pak diaz. Sesuai dengan jasa 3 arsitektur sekaligus 75 juta per orang."
Diaz mendongak terkejut, "Pak.. apa tidak kebanyakan? Karena patokan untuk jasa saya sendiri tidak segitu."
Randy menyenggol lengan diaz. Diaz tak menghiraukannya. "Tidak papa, toh kalian juga sudah bekerja keras untuk mengkreasikan rancangan gedung saya. Terimakasih untuk pak diaz, pak randy, dan bu wulan. Saya permisi masih ada meeting."
"Terimakasih kembali pak!" Sahut wulan sambil berdiri.
Diaz mengecek notasi transferan perusahaan yang dipegang sama bagian keuangan. Dan betul saja ada transferan masuk senilai 225 juta ke rekening perusahaan. "Ini.. bagian kalian kirim aja rekening nya lewat wa ya,"
Wulan dan randy mengangguk, "senang bisa kerja sama lo az."
Diaz ketawa kecil, "gue juga."
"Kamu bakal langsung pulang az?" Tanya wulan.
Diaz menaikkan pundak, "belum tau, kayanya ngga. Gue mau beli oleh-oleh buat keluarga."
"Aku ikut boleh?? Maksudnya sekalian." Ucap wulan.
"Ran lo mau ikut?" Tanya diaz. Randy menggeleng, "gak, gue mau ke bar aja abis ini."
"Astaga... baru aja dapet masukan lo hahaha, yaudah gue duluan." Diaz beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan restaurant hotel. Diikuti wulan di belakangnya.
"Az.. tungguin!" Pekik wulan, diaz menoleh kebelakang dan menunggu sambil mengecek HP nya. "Ayo az!"
Mereka berjalan beriringan, sesekali wulan mencari topik obrolan untuk mereka berdua sebelum sampai ke basement.
"Az, em.. kerja sama kamu seru banget jujur. Aku harap kita bakal bisa kerja bareng lagi," ujar wulan.
"Hm, semoga."
Wulan melirik diaz, "Kamu laper gak? Gimana kita makan dulu aja?"
"Ada rekomen tempat?" Tanya diaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Teen FictionStory on going and (21+) apa jadinya jika seseorang yang sangat sibuk di satukan dalam suatu ikatan pernikahan? Diaz dan Sari pasangan kekasih itu merupakan seorang yang cukup dikenal di kalangan pengusaha. Diaz merupakan seorang arsitektur, sementa...