19. Sari Birthday

12.1K 178 7
                                    

Sari pov

****

Aku membilas wajah diaz menggunakan sabun cuci muka. diaz memintaku untuk membantunya merawat wajahnya yang menjadi kusam karena harus panas-panasan di proyek.

"mmh. enak banget." diaz tersenyum melihat wajahku yang tampak serius mencuci mukanya. setelah selesai, diaz membilas wajahnya. "kentara beda nya, tapi ntar siang pasti balik lagi kusam."

aku memperhatikan wajah diaz, "diapain ya?"

"dicium kayaknya sayang," tangan diaz meraih pinggangku dan menarik tubuhku supaya dekat dengan dia. aku mukul lengan dia, "itu mah mau kamu."

"iya emang mau." diaz menenggelamkan wajahnya di dada. aku cuman bisa natap dia dari pantulan cermin. "adek bayi ga keberatan kan dijenguk lagi?" tanya diaz sambil mengusap perutku.

aku mendorong tubuh diaz, "nggak, aku lagi gak mau."

"ah ayolah.. kemarin aja minta-minta, masa sekarang gak mau." diaz memeluk tubuhku dari belakang. tanganku gak bisa lepasin tangan kekar dia karena susah.

"sebentar? janji ya, aku kan mau yoga diaz."

diaz ngangguk senang, "iya, sebentar aja." diaz meluk aku dari belakang, aku merhatiin dia dari pantulan cermin. tangan nya itu masuk ke kaos tidurku, "hmmhh diaz.."

diaz meremas dadaku, aku jarang pakai bra kalau tidur karena beberapa hal. dan tentunya itu sangat menguntungkan buat suamiku. "dada kamu makin besar, ajaib banget."

"iyah gara gara tangan mmhh kamu." aku meremas baju diaz. diaz membalikkan tubuhku, menggendong ku dan menaruhku di wastafel.

"ah ntar jatoh." ucapku, aku memegang pundak diaz sebagai gantinya. Diaz nyium bibir aku, bibir diaz rasanya kayak udah jadi hal candu yang aku selalu pengen. jujur aja mungkin kalaupun diaz lagi gak pengen ngelakuin itu aku bakal nyosor nyium bibirnya duluan.

suara kamar mandi di dominasi oleh suara bibir kami yang bergulat. aku meremas punggung diaz. diaz menyudahi ciuman kami tangannya itu melepas kaos ku yang masih membalut tubuhku.

aku hanya menggunakan celana dalam setelah diaz melepas kaosku. "jangan diliatin gitu, malu." ucapku sambil menunduk.

diaz ketawa nakal denger aku ngomong gitu. tangannya meremas dadaku bergantian. aku mendesah tak karuan saat tangan diaz melakukannya dengan kencang. aku bisa merasakan bagian bawahku yang basah hanya dengan permainan dia di dada.

diaz mengulum putingku dan menyedotnya sesekali. aku menekan wajah diaz supaya lebih lama bermain disana. "ahh diazh.. janganh di sedot terus.."

tangan diaz menuntun kakiku supaya mengangkang, diaz tak memberiku istirahat. ia terus menghisap dadaku, sementara tangannya menyeka celana dalam yang membalut kemaluanku.
tangan diaz memainkan klirotis ku, aku mendesah tak karuan. kepalaku mendongak dan mataku memejam menikmati permainan santai diaz.

aku orgasme dan membuat tangan diaz basah, dia senyum liat aku yang masih ngatur nafas entah keberapa kali. "cantik banget."

diaz menyudahi permainannya dibawah. ia memilin puting dadaku dengan tangannya. "mauh gantianh?" tanyaku menatap diaz dengan wajah yang kenikmatan.

diaz menurunkan celana boxernya, aku tertegun. penisnya itu sudah berdiri dari tadi, "tapi.. aku-"

diaz memakai celananya lagi, "puasin kamu aja, ntar aku puasin sendiri."

aku diam tak menjawab, aku pernah mencoba melakukan itu. ya, mengulum penis dia, dan berujung muntah. diaz tak pernah memaksa aku melakukan itu, tapi kalau dia terus terusan muasin aku kan. ga adil.

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang