10. Mual

12.5K 206 1
                                    

Sari pov again (gaada 21+ nya kok tenang hwhw)

****

"Yeee pantai!" Teriak arel, aku memangku arel. Keluarga kami sudah bersiap-siap dari subuh untuk pergi ke pantai hari ini. Hanya saja tadi menunggu anak kecil bangun jadi berangkatnya agak siang.

Kalau ditanya kenapa arel bersama aku dan diaz, ya jawabannya karena dia memaksa ingin bersama kami. Sebelumnya mama dan papa dimobil kak dodi, sementara kak dandi dan mbak disa membawa gelisa. Aku dan diaz kebagian bawa barang-barang sekeluarga karena jok belakang kami kosong.

"Arel pangku bareng mama sama papa aja yuk disini nih," suruh mbak disa dari dalam mobil mereka. Arel menggeleng, "nggak mau mamaa! Mau bareng ateu ama om iaz."

Aku mengusap wajah arel gemas dengan tingkahnya. "Kalau mau disini arel jangan nakal ya? Ntar om iaz marah kalau arel nakal."

"Om maafin ael ya om, ael nakal kemarin. Om maafin ael kan?"

Diaz mengacak rambut arel gemas, "Iya ael, tapi jangan tengil kayak kemarin lagi ya."

"Ateu tengil itu apa?" Tanya arel pada aku. Aku memukul lengan diaz pelan, "jangan ngajarin yang nggak-nggak dong sayang."

"Jangan nakal maksud om," sahut diaz.

Setelah kami menunggu 15 menitan, akhirnya jalan. Kak dandi memimpin di depan karena ia tahu jalan yang cepat menuju pantai tanpa gps. Mobil diaz terakhiran, karena kata diaz pengen nyantai aja.

Di dalam mobil kami arel menyanyikan beberapa lagu anak kecil, aku sampai kewalahan menanggani dia sendirian. Diaz juga terkadang ikut bernyanyi. Diaz menyetel musik, hingga musik berhenti di lagu to the bone milik pamungkas.

"Take me home i'm fallin love me long i'm rollin losing control body and soul. Mind too for sure and i'm ready yours." Diaz menyanyikan bagian reff nya dengan sangat menghayati.

Aku tertawa karena melihat arel menutup telinga nya. "Om iazz.. berisik banget. Jangan kenceng-kenceng om!"

Diaz melirik arel, "Biarin, tadi juga kamu nyanyi potong bebek angsa keras banget ael."

"Huh dasar." Kesal arel ia memelukku sambil memasang wajah cemberut.

"Dasar, meluk-meluk istri aku lagi kamu el!" Ucap diaz sambil menunjuk arel. Aku tertawa sembari menampar pipi diaz pelan.

"Sayang lagu kesukaan kamu nih!" Teriak diaz antusias saat mendengar lagu Amin paling serius milik sal priadi dan nadin amizah di putar.

"Tuk petualangan ini mari kita ketuk pintu yang sama.. membawa amin paling serius seluruh dunia.." Aku menyanyikan sebagian lirik sebelum lanjut ke reff.

"Bayangkan betapa cantik dan lucunya gemuruh petir ini... disanding rintik rintik yang gemas dan merayakan amin paling serius seleruh dunia..... " Diaz memandang aku ketika dia menyanyikan bagian reff. Aku tersentuh seketika, tapi tiba tiba arel kentut.

"Aelllll...." pekik diaz sambil membuka jendela mobil. Arel tertawa puas melihat diaz, "ateu ateu om iaz nya hahahahaha.." ucap arel sambil menunjuk diaz.

Aku ikut tertawa, sepertinya arel ini cerminan dari kak dandi banget. Sukanya bikin diaz kesel, benar kata diaz arel makin gede makin keliatan tengil nya.

"Yeeee nyampe ya om?"

Diaz melirik sinis, "Ya menurutmu aja el gimana? Ini pantai bukan?!" Sahut diaz emosi.

Aku tertawa sambil menahan diaz yang emosi, "yipiii nyampe kita," teriakku antusias.

"Ateu ateu mau gendong mau lihat onyet." Seru arel tiba tiba sangat aktif.

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang