18. Tahan dingin (21+)

35.7K 211 0
                                    

Sari pov

****

Aku menonton tv malam itu, menunggu diaz yang tak kunjung pulang dari jam satu siang. Bu lasri udah izin tidur duluan karena besok harus bangun pagi, dan memang kerjaan nya udah selesai semua.

"Ayah kamu noh, kalau kerja gak tahu kapan harus pulang." Aku mengecek hp juga jam tiap menit, chatku gak dibales diaz. "Au ah, terserah deh mau pulang atau nggak."

Aku matiin tv, beranjak pergi ke kamar tapi setelah itu suara mobil terdengar. "Diaz?" Aku lari bentar dan ngecek jendela, benar saja diaz baru pulang dan baru memakirkan mobilnya.

Aku buka pintu, "lama banget!" Teriakku ketika diaz baru membuka pintu mobil. Diaz senyum melihat aku yang berkacak pinggang.

"Jangan ditungguin dong sayang." Diaz menarik tubuhku dan membawaku masuk. Dia menguci pintu, lalu mencuci tangan.

Aku menunggunya depan pintu kamar, setelah dia selesai aku gandeng dia masuk ke kamar. "Kangen sama kamu." Ujar ku sambil ngalungin lengan di leher diaz.

Diaz menggendongku, menaruhku di ranjang sementara dia berada diatas. "Keluar kamar kok cuma pake kaos ga pake celana? Ntar ketahuan bu lasri."

"Ngga akan, bu lasri udah bobo." Jawabku. Aku menggoda diaz sambil mengelus wajah diaz, "sengaja biar kamu pulang cepet. Taunya kamu malah gak buka wa."

"Kamu kirim foto?" Aku ngangguk, diaz membuka handphonenya dengan segera.

My wife🦖

My wife🦖Hy sayang gak mau pulang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My wife🦖
Hy sayang gak mau pulang?

"Yaampun nggak lihat," diaz mencium pipiku setelah itu. Aku cuma senyum kecil ke dia.

"Kerja mulu sih," jawabku asal. Diaz tertawa, mencium bibirku sekilas. "Buat biaya lahiran sayang,''

Aku menghela nafas, "sini aku bukain dasi kamu." Aku duduk dipangkuan diaz dan melepas dasinya dari kerah bajunya.

Diaz menatapku lekat dia selalu seperti itu setiap aku berada berhadapan dengan dia. "Udah aku daftarin di tempat yoga, jadwalnya setiap jam 1 siang."

Aku ngangguk, "setelah aku pikir-pikir, kayaknya berangkat naik gocar juga aku gak papa az."

"Selama aku bisa anter ya aku aja," diaz mengelus kepalaku. Aku senyum, "maaf ya ngerepotin kamu mulu."

"Lah? Gak papa kali," jawab diaz. Dia mengambil ikatan rambutku yang ada di atas nakas. "Mandi gih, udah aku siapin air anget di bathtub." Suruh aku pada diaz.

Diaz ngangguk, "kamu udah?" Aku menggeleng. "Belum, cuma cuci muka tadi."

"Yaudah bareng aja." Diaz tersenyum smirk menatapku. Aku yang tahu apa mau dia mengalungkan tangan ke leher dia sementara dia mengangkatku ke kamar mandi.

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang