8. Diaz Dandi

14.3K 215 1
                                    

Sari pov againnn.

****

Siang itu aku berada di rumah seperti biasa rapat dan ngurus rumah, diaz pergi ke kantor sebentar dan akan pulang lagi. Diaz dan aku berencana untuk menginap di rumah mama nya diaz. Katanya orangtuanya lagi kangen sama diaz dan aku. Aku juga tentu kangen sama mertuaku itu, beliau selalu memperlakukan aku layaknya anak perempuan nya. Karena keluarga diaz tidak memiliki keturunan perempuan, dua kakak diaz semuanya laki-laki.

Diaz udah pulang dek?

Aku dan mertuaku lagi telponan, ya biasanya aku suka nanya ke mama apa yang mau aku bawain. Supaya disana aku dan diaz gak begitu ngerepotin.

"Belum ma, tadi sih aku chat katanya 20 menit lagi pulang."

Yasudah, hati-hati ya kalau mau kesini, kata papa ada longsor dekat gang yang banyak tukang jualan di perempatan depan.

"Iya ma siap."

Mama menutup telpon nya, aku juga membereskan beberapa barang yang mau aku bawa. Sebenarnya gak banyak, cuman diaz mau mengajak kami sekeluarga ke pantai. Jadi aku agak riweuh siang itu.

Suara mobil terdengar di depan rumah, aku bergegas mengecek dan buka pintu. Benar saja ternyata diaz pulang, dia lebih awal datang dibandingkan perkiraanku.

"Udah dibawa semua?" Tanya diaz yang baru keluar pintu mobil.

Aku mengangguk, memberikan tas yang isinya baju-baju kami. Mungkin ini holiday kedua kami setelah honeymoon tahun lalu, menyamakan waktu free ku dan diaz memang sulit. Karena kadang diaz tak bisa meninggalkan pekerjaannya.

"Kamu gak mau ganti baju dulu?" Tanyaku pada diaz saat ia membereskan barang kami masih dengan pakaian kantor yang baru dibeli kemarin.

"Nggak sempat, nanti aja pas dirumah mama. Mama pasti nungguin, kan?" Tanyanya padaku. Aku ngangguk, ya memang ikatan batin anak dan orang tua selalu sama.

Aku masuk ke dalam mobil setelah mengunci pintu rumah, diaz mengendarakan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia bilang kalau gak mau terburu-buru karena sudah tahu ada longsor di dekat rumah mama.

"Sayang, kita tuh ke pantainya besok atau sekarang deh?" Tanyaku memecahkan keheningan.

"Besok pagi," jawab diaz. Aku hanya mengangguk, memikirkan topik untuk pembicaraan selanjutnya.

Perjalanan kami menuju rumah mama hanya menghabiskan waktu 30 menit, aku turun dari mobil dan masuk lebih dulu sementara diaz mengambil barang kami di bagasi.

"Yaampun dek.. apa kabar?" Mama memelukku dan mencium pipiku bergantian. Aku juga ikut memeluk mama.

"Baik ma, mama sama papa gimana kabarnya?"

"Baik sayang." Jawab mama.

Papa lagi gak ada di rumah kata mama sih lagi ikut sama kakak pertama diaz ke toko bangunan. Kakak pertama diaz, akan merenovasi rumah makanya papa ikut. Aku duduk di kursi ruang tamu sembari menunggu diaz masuk. Mama menyambut diaz sambil menangis, mungkin mama sangat merindukan anak bungsu nya itu. Aku jadi mellow liat diaz sama mama nya pelukan kangen-kangenan gitu. Mungkin itu yang bakal aku rasain kalau punya anak nanti.

"Kamu nih, kenapa jarang kesini sih?? Kakakmu dodi kangen sama kamu, untung sekarang bisa pulang."

"Maaf maa.. diaz lagi banyak kerjaan banget, udah gitu nunggu aku sama sari free." Jawab diaz. Aku cuma bisa senyum, mungkin diantara menantu keluarga diaz yang lain hanya aku yang jadi wanita karir. Ya untungnya mama juga bukan mertua yang sering koar-koar dan mengharuskan istri jadi ibu rumah tangga saja. Ya untungnya tidak, mama juga bekerja sebagai guru jadi mungkin itu alasannya ia tidak mempermasalahkan kalau aku bekerja.

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang