/srak!
Lembaran kertas begitu saja terlempar pada sebuah meja yang memisahkan kedua insan berbeda gender dalam ruangan.
Selang beberapa saat salah satu tangan terulur guna mengambil dan mulai menyimak seksama dalam diam rentetan kata yang tercetak di atas kertas tersebut.
Manik melebar tak percaya serta merta membuat kertas di tangan menjadi kusut karna genggaman kuat sebagai tanda keterkejutan.
Saat sepasang mata kini mendongak naik, tersuguh 'lah wajah insan perempuan bersurai putih sebahu dengan manik (e/c) yang berisi pancaran kosong, ikut menatap tanpa minat.
Detik terus bertambah seiring kemudian bibir wanita itu berkata, "Sampai sini saja."
Ingin mempertanyakan maksud dari tindakan apa yang tengah dilakukan pula yang terbesit dalam pikiran, urung tak kala raut muka tak terbaca itu seakan-akan telah menjelaskan semuanya tanpa terkecuali.
Suara sang pria kembali hening di saat bersamaan bibir bawahnya telah robek karna digigitnya tanpa kesadaran total.
Susah payah ia menegak ludah dan meski terkesan ragu akan tetapi pendirian berpegang teguh saat meraih pena yang juga tersemat pada sudut kertas.
Terakhir, keseluruhan tubuh masih saja terguncang hebat bahkan setelah selesainya menggores tinta di sebelah tanda tangan milik lawan bicaranya sedari tadi.
Wanita itu mengambil kembali kertas, melihat isinya sekilas sebelum menyimpannya dalam saku mantel.
Setelahnya ia beranjak berdiri tanpa permisi lagi yang membuat pergerakan pria di sana masih menatap dirinya masih dengan ekspresi yang sama.
"Kenapa?"
Pertanyaan tiba-tiba dari pria itu membuat puan urung membuka pintu dan bergeming.
Daun pintu yang masih tertutup rapat menjadi pemandangan sang wanita tak kala bayangan lain mulai meneduhi tubuhnya dari arah belakang.
Pelaku yang tak lain dan bukan adalah satu-satunya pria disana itu sudah memblokir akses keluar masuk dengan bertumpu satu lengan pada sisi kepala puan.
"Apakah aku secara tidak sengaja telah melakukan kesalahan kepadamu? Tolong katakan padaku bahwa hal itu memang benar adanya akan tetapi kumohon," isakan tangis kini terdengar lolos pada ujung lidah yang bergetar.
Wanita itu dapat merasakan sebelah bahunya menurun karna beban kepala dan basah di saat bersamaan.
Pria itu tengah menumpu diri sepenuhnya kala menyelesaikan kalimat yang tertunda dengan suara patah-patah, "Kumohon, jangan lakukan hal ini kepadaku ..."
Selang beberapa saat hanya hening mengisi ruangan.
Isak tangis lirih tersebut bercampur dengan helaan napas yang keluar dari bibir puan.
"Ini hanya merupakan bisnis,"
Suara adam kembali tersekat saat kini wanita itu berbalik, menghadap langsung.
Air bening yang bersemayam pada ujung mata jatuh pada permukaan wajah dan mengalir turun melewati pipi puan.
Ekspresi wajah, bahasa tubuh, suara yang keluar semua hal itu tidak membuat perubahan signifikan tertentu terhadap raut keras yang tampak sedari tadi pada wajah tanpa cela pemilik manik (e/c).
Tatapan yang sama kini beranjak naik, bertemu dan saling menjalin kontak mata.
Deg
Jantung yang awalnya berdetak seakan berhenti untuk sekejap mata sebelum berpacu lebih keras dan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Random╭┈──── ◌ೄ◌ྀ ˊˎ "(Surname) (Name) seorang miko di kuil musashi. Kuil yang biasa digunakan geng Toman untuk rapat dan merupakan saksi bisu dimana geng tersebut dibentuk."...