Cp 21 - Pilihan

65 13 0
                                    

"Apa maksudmu, Akkun?" Takemichi yang berhasil menemukan salah satu temannya di masa lalu itu bertanya tak mengerti.

Apakah ia tak salah dengar? Akkun berkata bahwa orang yang berniat membunuhnya dengan mendorongnya adalah dirinya.

Takemichi terdiam.

Penjelasan Akkun yang mengatakan dimulai dari rencana pembunuhannya, hingga gagal dikarenakan ia yang diselamatkan oleh Naoto. Sampai fakta yang bahkan hanya diketahui oleh Naoto dan Takemichi itu sendiri. Time leap.

Seolah kehilangan akal, Akkun beranjak mendekat dan mulai mengguncang kuat bahu Takemichi. "Apakah aku benar, Takemichi?!"

"BERHENTI!!"

Akkun didorong balik oleh Takemichi setelah pemuda itu berteriak.

Takemichi berkata balik bahwa yang aneh adalah pemuda itu sendiri.

Mengingat memori masa lalu yang sudah terkubur di dasar, Takemichi menggeleng tak percaya karena ia meyakini bahwa Akkun yang ia kenal di masa lalu bukanlah orang yang berdiri di hadapannya saat ini.

Manik biru berkaca-kaca dan menunduk, "Kau berbohong ..." masing-masing tangan terkepal di samping tubuh. Bergetar. "Aku tidak percaya— hiks .... kau tidak mungkin berniat membunuhku. Karena kita adalah teman!"

Akkun tersentak dan mundur akan kata-kata terakhir pemuda itu dan memilih berpaling muka. Melalui samping wajahnya, mulai tergenanglah liquid bening pada pelupuk mata.

"Kau tahu? Aku adalah orangnya Kisaki sekarang,"

"Kisaki ...? Ma-maksudmu Kisaki Tetta??" beo Takemichi berharap jika rungu pendengarannya salah tangkap.

"Semua orang di Toman adalah anak buah Kisaki." Akkun kembali melanjutkan sembari merentangkan tangan lebar, membiarkan angin berhembus kencang dari gedung tinggi itu menabrak tubuh. "Aku bahkan sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan Mikey-kun."

"Alasan Mikey-kun berubah adalah kematian Draken," sambung Akkun.

"Hah? Draken meninggal?!" kejut Takemichi tak percaya. Padahal ia baru saja bertemu dengan pemuda itu. Di masa lalu.

Akkun kini berbalik lagi, "Dia tidak seharusnya mati, Takemichi. Draken yang seharusnya tidak mati malah mati," Pemuda itu mulai menaiki pembatas gedung dan menjejalkan kedua tangan pada saku. "Dan disinilah aku, hidup dengan uang kotor."

Mendengar bahwa Akkun yang selalu mengagumi Takemichi. Entah itu dulu mau pun sekarang, hal itu tidak pernah berubah maupun hilang sedikitpun selama ini. Akkun memendam perasaan yang begitu dalam terhadap Takemichi.

Takemichi mendongak naik, "Akkun, keluarlah dari Toman. Masih belum terlambat!" teriaknya putus asa ditemani pupil bergetar.

Akkun kini terkekeh sebelum suaranya tercekat oleh isakan tangis yang ia tahan sedari tadi. "Tidak bisa. Aku takut Takemichi, pada Kisaki dan," Pria itu berhenti sejenak untuk menggigit bibir bawahnya keras.

"Ngomong-omong kau pasti ingat dengan dia, kan?"

"Dia?"

"(Name)-san,"

Detik itu juga degup Takemichi terdengar begitu keras kala mendengar nama gadis yang selalu bersitegang dengannya di masa lalu itu.

Tapi, kenapa?

Pandangan Akkun terus menatap lurus ke depan. "Kau tahu? Orang yang awalnya berniat membunuhmu hari itu adalah (Name)-san."

Deg!

Lagi dan kini darah Takemichi berdesir hebat kala mendengar pernyataan tiba-tiba lawan bicaranya. Akan tetapi masih tidak dapat dimengerti kenapa dan apa alasan Akkun membeberkan hal itu setelah tadi mengaku bahwa ia 'lah yang berniat membunuhnya.

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang