03 | Bunga Vs Nama

409 38 7
                                    

/Brak!

Suara meja yang dibentak keras mengalihkan perhatian semua orang dan mengarah pada pelaku keributan tersebut.

"Sensei!"

Dan kembali mereka melanjutkan aktivitas masing-masing, acuh tak acuh sesaat melihat siapa? yang tidak lain dan bukan adalah seorang gadis dengan surai (h/c) panjang memanggil wali kelas.

(Fullname), nama anak itu, murid perempuan yang hampir dikenal seantero sekolah Mizo.

Sensei hanya geleng-geleng kepala saja akan apa yang diproteskan oleh gadis itu kali ini. "Ada apa, (Surname)?"

Gadis empunya nama kini mengarahkan jemari berputar ke area bangku di belakang sana.

Menatap tidak suka meski hanya sekilas karena tidak ingin berlama-lama bertatap muka hingga berakhir memalingkan wajah dari seorang pemuda.

"Saya merasa lebih baik mengerjakan tugas itu seorang diri dibandingkan harus bekerja sama dengan seorang berandalan!"

Empunya yang ditunjuk sedari tadi pula hanya menyimak dalam diam.

Adam kemudian mengangkat bergantian kedua kaki yang bertumpu di atas meja dan menyembunyikan lipatan tangan di balik kepala, "Apa pedulimu jika aku berandalan atau tidak? Sedari awal pun kau kan memang tidak menyukaiku, (Surname)!" balasnya dengan berteriak lantang.

(Name) yang mendengar perkataan pemuda itu dibuat tidak berkutik. Perkataan yang ada benarnya dan ia yang mengakui hal itu sendiri.

Akan tetapi sifat kompetitif yang seakan sudah mendarah daging pada diri, lantas hal yang gadis itu lakukan selanjutnya adalah kembali mendapatkan perhatian Sensei.

"Lihat! Masa anda ingin menyandingkan saya dengannya?!" protes gadis itu lagi.

Sensei hanya menggeleng lemah dan memijat pangkal hidung frustasi. Sebenarnya ikut lelah karena harus menguras batin dan pikiran, menghadapi perseteruan yang kerap terjadi di antara kedua anak didiknya tersebut.

"(Surname), saya tahu kamu itu pintar tapi, sifatmu!" Jemari Sensei kini menunjuk-nunjuk gadis itu, "sangat-sangat-sangatlah tidak mencerminkan pribadi murid teladan sama sekali."

(Name) diam saja diceramahi di saat pelajaran tengah berlangsung. Tidak sepenuhnya sih, sebenarnya gadis itu sedang komat-kamit berbagai bahasa tertuju untuk semua orang di sana dalam hati.

Kikikan geli terdengar dari bibir seluruh penjuru ruangan, mengejek gadis itu yang terlalu membesar-besarkan masalah sepele karena satu teman kelompoknya adalah berandalan andalan kelas dua yakni, Hanagaki Takemichi.

Keduanya yang selalu terlibat dalam pertengkaran tak jelas apa yang menjadi penyebabnya meski tidak ada masalah sekali pun menghampiri semenjak mereka berdua bertemu untuk pertama kali.

(Name) yang merupakan siswi teladan kebanggaan sekolah akan tetapi memiliki attitude yang sangat berbanding terbalik dengan perkiraan semua orang dihadapkan dengan sifat santai Takemichi yang lebih terlihat acuh tak acuh mengingat ia adalah berandalan.

"Sensei, dengan (Surname) sekali pun, aku tidak mempermasalahkan hal itu." jawab Takemichi seraya bergedik bahu acuh mengisi hening ruang kelas.

"Tapi, pastikan saja ia sendiri tidak menghambat jika dia begitu percaya diri dengan perkataannya barusan." lanjut pemuda surai semir kuning tersebut.

Ctak!

Habislah sudah kadar kesabaran sang gadis.

(Name) berbalik dan mulai beranjak mendekati Takemichi, kemudian ia langsung meraup kasar kerah pemuda itu.

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang