Cp 31 | Granddaughter

61 7 2
                                    

Di bagian kedalaman hutan lebat yang mengelilingi kuil hanya terdengar suara khas tonggeret berkumandang.

Hembusan angin yang bertiup hingga menabrak pohon membuat beberapa helai daun terlepas dari induknya. Ikut serta dibawa terbang melayang-layang sebelum jatuh mengikuti gravitasi.

Ketika daun-daun itu secara bergantian menyentuh tanah, salah satunya mendarat tepat di atas kepala seseorang yang tengah berbaring nyaman pada padang rerumputan.

Deru napasnya normal dengan mata terpejam rapat yang berarti ia tengah berada di dalam bunga tidur.

Aroma khas dupa wewangian dibakar merangsang indra penciuman di tengah-tengah hutan hijau musim panas sehingga memancing sosok tak terduga.

/grasak-grusuk

Bunyi gemerisik semak-semak kemudian memunculkan sebuah kepala putih. Batinnya bersorak gembira karna telah berhasil menemukan jejak keberadaan yang telah dicarinya sedari tadi.

Kaki dan tangan bergerak secara bersamaan, selangkah demi selangkah dan mendekat penuh kehati-hatian dengan maksud tidak membangunkan momen sosok berharga tersebut.

Diperhatikanlah lamat dengan sepasang mata bulat yang dimilikinya. Serta merta bergeming selagi memiringkan kepalanya lucu.

"Kau menemukannya, Nabi?" Suara seseorang terdengar mengejutkan sosok musang putih.

Waktu tidur telah usia.

Kelopak mata yang awalnya terpejam tersebut perlahan terbuka, menampakkan sepasang manik (e/c) pada wajah khas bangun tidur.

Nabi kemudian memutuskan untuk naik ke atas tubuh yang masih memiliki setengah nyawa belum terkumpul tersebut.

Hewan nokturnal mamalia itu dengan sengaja memajukan wajahnya dekat-dekat guna menyambut langsung.

"Gyu~!"

Jemari bergerak mendekat hingga ke sisi wajah dan mulai membelai bulu yang dimiliki oleh Nabi.

Mata yang menyipit samar selagi bibir terbuka terdengar serak pada ujung suaranya, "Nabi, gozaimasu ohayou."

Tak habis pikir, sosok yang tengah berdiri tak jauh dari tempat keduanya saat ini menggeleng. "Semua ucapanmu terbalik, (Name)-kun. Dan ini sudah siang."

(Name) yang berhasil mengumpulkan nyawa sepenuhnya kini mengusap kelopak matanya yang masih tidak mau terbuka sempurna. "Saya pikir matahari terbit dari sebelah timur."

"Ugh!" Sang gadis mengerang lalu beralih ke arah berlawanan dimana terik matahari mengenai permukaan wajah.

Sebaliknya sosok lawan bicara (Name) teduh karna dilindungi oleh pohon-pohon yang telah bertumbuh dengan baik di sekitar.

"Padahal baru saja bisa istirahat." gumam sang gadis kelewat pelan, "Ada gerangan apa mencari saya? Lagipula saya hendak beranjak sekarang." lanjut (Name) yang menghela napas selagi memunggungi orang tersebut.

Beliau lalu memutuskan untuk mengambil duduk bersila di samping sang gadis selagi bermonolog, "Hidup manusia itu sangat singkat makadari itu setiap kenangan terkesan sangat berharga."

Suara mengalun lembut selagi tatapan ia jatuhkan kemana ia memandang, "Kebahagian yang hanya sekejap itu akan memberi kekuatan untuk selamanya."

Tanpa diduga sebuah tangan hinggap pada kepala dan mengelus surai (h/c) perlahan. "Jika kau sudah selesai beristirahat, mau makan siang bersama?"

Air mata yang sempat tertahan pada pelupuk mata kembali tertarik ke asal muasal ketika mendengar ajakan beliau.

"Hen' nano." ( Aneh )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang