12 | Anger Issues

220 27 4
                                    

/Drekk

"Semuanya duduk,"

Sensei jam pelajaran selanjutnya masuk diiringi salam oleh para murid di kelas itu.

Saat sudah bisa melihat keseluruhan kepala yang ada, ia kembali menghitung dalam diam.

"Dimana (Surname)?" Sensei bertanya pasal ada satu kepala muridnya yang hilang.

Serentak semua orang mengarahkan pandangan ke arah bangku kosong (Name) akan tetapi barang-barang gadis itu masih ada disana. Lalu mereka saling berbisik satu sama lain, ada pula yang menjawab dengan sebuah gelengan kepala bisu.

Sensei mendengkus pelan melihat ketidaktahuan teman-teman sekelas gadis itu.

(Name) memang siswi terpelajar tapi bukan berarti gadis itu tidak mengenal kata bolos.

Menyerah mencari satu muridnya itu, Sensei membiarkan untuk kali ini saja (Name) yang melanggar peraturan. "Sampai mana bab yang kita pelajari kemarin?"

Di sisi lain, (Name) tengah bersandar di sebelah vending machine yang ada di dalam kawasan sekolah.

Kazutora terus mengekori gadis itu pergi kemana saja hingga (Name) dibuat menglelah batin.

Kecuali sampai akhir jam istirahat pertama, sisanya ia habiskan dengan membolos bersama pemuda itu.

"Apakah dalam kamusmu kau tidak mengenal kata lelah?" tanya (Name) jengah saat Kazutora berjongkok.

Melihat gerak-gerik mencurigakan pemuda itu, (Name) mengernyit heran saat tangan panjang Kazutora menyusup masuk ke bawah mesin berbentuk persegi panjang itu.

"Apa yang kau lakukan?" (Name) bertanya lagi.

Kazutora hanya tersenyum, "Ngapain lagi?"

(Name) geleng-geleng kepala sambil mengangkat kedua tangannya. Menyerah akan tingkah Kazutora yang tidak pernah berubah sedari kecil sampai menginjak usia remaja.

Menemukan objek yang dicari, Kazutora kembali menarik tangannya dan tertawa senang. "Lumayan~"

Beberapa koin dari 5 yen hingga 500 yen ia dapatkan dan kantongi. (Name) yang melihat hal itu menganga tak percaya.

"Traktir!" seru gadis itu tanpa tahu malu secara tiba-tiba.

Kepala insan adam menoleh. Membuat sebuah gerakan pada lonceng kecil yang ia kenakan sebagai anting di telinga bagian kirinya dan bergerak ringan. "Ii yo~"

(Name) sudah berbinar senang sebelum Kazutora mendekatkan wajah dan memojokkan gadis itu lebih merapat pada  dinding di belakangnya.

Kedua lengan Kazutora menutup setiap sisi pandangan gadis itu agar ia tidak dapat melarikan diri.

(Name) sendiri tidak sadar dan masih saja memasang tampang antusias. Pikirnya, kapan lagi mendapatkan traktiran gratis?

"Panggil namaku."

"Kazutora," jawab (Name) cepat.

Empunya nama menggeleng. Kali ini menaruh satu jemari di depan bibir (Name). "Bukan itu, panggilan lama kita berdua." bisiknya dengan suara serak.

(Name) lantas mengangguk cepat sebelum tersadar akan sesuatu. Detik kemudian, ia memasang ekspresi datar seperti tembok pada wajah, "Kau ... tidak berniat mempermainkanku, kan?"

Kazutora tersenyum hingga menutup kedua bola matanya sekaligus menjulurkan lidah jahil. "Tehee~ Ketahuan deh."

(Name) menghela napas kasar.

Hembusan napasnya sampai menerpa permukaan kulit wajah pemuda itu yang kini menegang selagi lupa caranya bernapas.

Aroma (Name) menguar, Kazutora dibuat tertegun untuk sejenak.

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang