"Aku tidak menyangka, neesan tertarik dengan hal-hal seperti ini."
(Name) hanya tersenyum tipis dan terkekeh pelan. "Ada sesuatu. Kau sendiri? sejak kapan kau berubah haluan, Naoto?"
Adik dari Hinata itu menjadi teman perbincangan (Name) sedari gadis itu tidak sengaja bertemu dengannya di toko buku. Membahas segala sesuatu hal-hal yang berbau supernatural.
Naoto curiga apa yang ingin diketahui oleh (Name) tapi saat menemukan orang yang memiliki minat yang sama dan terlibat dengannya itu susah dan senang, bukan?
"Lebih tepatnya, jenis macam apa yang neesan ingin ketahui. Mungkin aku bisa membantu?" tawaran dari Naoto tentu mendapatkan sambutan yang baik oleh (Name).
(Name) mulai mengeluarkan majalah yang ia temukan kemarin lalu dari dalam tas dan menunjukkannya ke hadapan Naoto. Manik remaja laki-laki itu melebar seketika dan main ambil majalah itu dari tangan empu.
"I-ini— Neesan! kau memiliki majalah edisi pertama ini?!"
Kerjapan mata bingung (Name) lakukan berulang kali. Tidak menyangka buku usang yang ia temukan secara kebetulan itu ternyata adalah buku incaran para penggemar fiksi ilmiah dan supernatural lainnya. Termasuk Naoto.
"Meski sampul luarnya sedikit sobek tapi ini merupakan sebuah harta karun. Umm— tidak ini adalah salah satu keajaiban dunia dan mahakarya agung!!"
(Name) sweatdrop kala melihat Naoto yang membuka setiap lembaran kertas itu dengan hati-hati dan pancaran matanya terus berbinar senang. Gadis itu berdehem kemudian yang segera membuat Naoto tersentak sadar.
Adik dari Hinata itu melirik berulang kali pada buku (Name) dan pemilik itu sendiri. Ia lalu terkekeh canggung. "Go-gomen, (Name)-neesan. Aku sudah lancang," ucap Naoto dan mengembalikkan lagi majalah milik (Name).
"Untuk mu saja," (Name) memberikan buku itu balik pada Naoto sebelum sampai di tangannya. Manik kelam Naoto berkedip tak percaya dan pancaran mata senang itu segera terbit kembali.
"Sungguh? Untukku? Ma-mahakarya langka edisi pertama ini, bisa aku milikki?!"
(Name) mengangguk ringan dan Naoto segera membawa buku itu ke dalam pelukan. Ia terus berterima kasih kepada gadis itu di sepanjang jalan yang ia lalui bersama (Name).
"Naoto,"
Empu yang awalnya berjalan sambil membaca buku dari (Name) itu hampir saja menabrak tiang jika saja gadis itu tidak memanggilnya. Ia segera terkesiap dan bergeser lebih mendekati (Name). Bahu keduanya sudah bersentuhan, (Name) biarkan saja sedangkan Naoto tidak sadar.
"Ada apa?"
(Name) terlihat ragu untuk sejenak. Hembusan napas pendek keluar dari bibir, "Aku ingin menanyakan sesuatu,"
Naoto diam menyimak. Apa yang ingin dipertanyakan oleh sahabat kakak nya itu? Kenapa (Name) bertanya kepadanya?
Kini ia membawa buku itu ke dalam pelukan lebih erat.
"Apakah mungkin ... tubuh bisa menampung dua jiwa di saat bersamaan?"
Pemuda itu tidak melonggarkan pelukannya. Kini mengernyit dan memiringkan kepala sedikit tanda bingung. "Kepribadian ganda?"
(Name) tersentak sadar lalu menggeleng. Ia kemudian mengalihkan pandangan dengan menatap kosong ke depan, "Lupakan saja. Anggap pertanyaan ku tadi angin lalu."
Gadis itu berjalan mendahului Naoto hingga bocah laki-laki itu memutuskan untuk menyimpan hadiah buku dari (Name) ke dalam tas dan segera menyusul langkah gadis itu yang sudah agak jauh di depan. Saat sudah sejajar, baru 'lah ia menyesuaikan tempo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Random╭┈──── ◌ೄ◌ྀ ˊˎ "(Surname) (Name) seorang miko di kuil musashi. Kuil yang biasa digunakan geng Toman untuk rapat dan merupakan saksi bisu dimana geng tersebut dibentuk."...