Cp 22 - Unlucky

65 11 2
                                    

Terus terang (Name) rasakan kurang nyaman karna sisi bagian tubuhnya yang tiada hentinya ditarik-tarik meski bibirnya ingin terbuka layangkan protes namun sengaja ia tutup rapat-rapat.

"Gomen, gomen~!"

Berulang kali (Name) dapatkan ucapan permintaan maaf dari seorang gadis yang masih saja bergelandotan pada lengannya itu. Gadis yang berbagi nama bersama sang Ketua Toman.

"Ah! mou. Kumaafkan dan berhenti menarik lenganku." ucap (Name) pada akhirnya.

Emma berseru senang dan kini malah menerjang (Name) dengan pelukan hingga gadis itu hampir saja terjungkal sekali lagi.

"Kok damai sih? Padahal sudah kunanti-nantikan~"

Perempatan imajiner tercetak masing-masing pada pelipis kedua anak perempuan yang secara bersamaan melayangkan tatapan panas teruntuk pelaku pemancing keributan, Mikey.

"Dasar kakak gadungan!" seru Emma.

(Name) mengangguk setuju.

Bukannya melerai atau melakukan sesuatu, Mikey malah asik menonton sedari awal dimana (Name) yang mengacuhkan Emma sepanjang perjalanan mereka berangkat ke kuil Musashi.

Mikey hanya mengedikan bahu tak acuh dan kini berbincang seru bersama Draken dan anggota Toman yang lain.

Di sisi para gadis, (Name) tengah menunduk menatap sayu kantung kertas miliknya. Berisi bakpao gratis miliknya sudah lenyap hampir mencapai dasar dan rasanya gadis itu ingin menangis batin sekali lagi.

Emma yang melihat (Name) tengah menghela napas itu menyatukan kedua jarinya gelisah, "Gomen, (Name)-chan. Kau kehilangan hampir setengah dari makananmu."

Mengingat kembali nasib dari makanan gratis yang baru saja ia dapatkan kini menjadi tak layak santap karena ulah Emma. Bakpao (Name) beberapa jatuh dan terinjak di saat Mikey mencoba menyelamatkannya.

Melihat gadis Sano sekali lagi mengucapkan permintaan maaf ditemani raut wajah sedih begitu, (Name) jadi tak enak hati.

"Yasudahlah, apa mau dikata?" (Name) meletakkan tangan di atas pucuk kepala Emma dan mengusapnya pelan, "Anggap saja aku puasa hari ini."

Mendapatkan perlakuan tak terduga, Emma kini mengangkat kepala dan tersenyum riang. "Um! Aku lihat-lihat pipimu tambah tembam, (Name)-chan."

(Name) tersenyum menutup kedua mata namun tangannya beralih mengapit kedua pipi Emma hingga bibir gadis itu mengerucut manyun.

"Simpan kembali pujianmu. Asal kau tahu saja, berat badanku ini termasuk standar ideal."

"Pfft— tidak teruntuk tinggi badanmu."

Komentar tak diinginkan itu mendapatkan atensi (Name) yang menoleh ditemani tatapan garang. "Huh?"

Tanpa keduanya sadari kini mereka menjadi pusat perhatian. Beberapa dari anak-anak itu, (Name) kenal.

"Ya (Name), kau harus rajin-rajin minum susu agar setidaknya mencapai target standar tinggi badan pada umumnya." nasehat Draken yang menaik-turunkan alisnya menggoda gadis yang jauh lebih pendek darinya tersebut.

Jari tengah (Name) terangkat menunjuk pada mereka yang sedari tadi mengejeknya dan bibir yang siap melontarkan kata-kata mutiara sebelum Emma membungkam mulut serta menghalau jari gadis itu.

Emma kini berusaha sekuat tenaga mencoba melerai dan menenangkan (Name) yang kerasukan. "Laki-laki yang terlalu menggoda perempuan tandanya suka loh~" godanya yang justru mendapatkan rotasi bola mata malas dari (Name).

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang