(Name) menghembuskan napasnya kasar, manik (e/c) tatap langit berawan yang mulai memancarkan cahaya jingga di ujung sana.
Pergelangan tangan (Name) hanya tinggal menyisakan satu stok saja. Sesekali terdapat pergerakan pada jemari puan yang lain diiringi lirikan yang hanya melihat untuk sekian detik.
"Jadi Hanagaki-kun tadi memuji kue buatanku, meski aku pikir itu adalah macaroon tapi sudahlah!"
Gadis itu memasang senyum simpul mendengarkan curahan hati Hinata. Meski di dalam hati sudah berkoar-koar mengumpat dan mengejek teruntuk pacar gadis itu.
Bisa-bisanya ia selalu keduluan setelah keduanya menyandang status sebagai pasangan.
Lebih ke arah iri lebih tepatnya dibandingkan rasa tidak senang dengan kebahagiaan sang sahabat.
(Name) juga ingin mendapatkan kembali perhatian seutuhnya dari Hinata. Hanya untuk dirinya seorang seperti dulu tapi sepertinya itu tidak mungkin.
"(Name)-chan, kau mendengarkanku?" tanya Hinata membuyarkan jalan pikiran (Name) yang tengah meratapi nasib.
(Name) menoleh pada gadis yang lebih pendek di sebelahnya itu, "Iya?"
Melihat Hinata menggembungkan pipi lucu membuat (Name) tergelak tertahan.
Gadis itu memalingkan muka sembari menutup mulut dan hidungnya, mengharapkan agar tidak ada darah yang keluar dari sana.
"Ish! (Name)-chan, benar-benar ya~" Hinata memberikan beberapa cubitan kecil pada lengan (Name) dan terakhir memukul bahu gadis itu.
(Name) hanya terkekeh saja saat menerima serangan tersebut.
Keduanya kembali berjalan bersama bergandengan tangan.
Untuk mengembalikkan suasana hati gadis itu, Hinata sengaja berjalan pulang bersama dengan (Name) khusus untuk hari ini.
Dikarenakan beberapa terakhir ini, gadis itu memiliki jadwal lain selain urusan klub dan memutuskan pulang bersama dengan Takemichi.
(Name) sih tidak senang karena tidak lagi menjadi prioritas dari Hinata tapi dia juga tidak ingin mengganggu waktu sahabatnya itu.
Lagipula besoknya ia pasti akan selalu menyulut pertengkaran meski tidak ada permasalahan apapun dengan Takemichi. Hitung-hitung sebagai pelampiasan.
"Jaa ne~ (Name)-chan. Terima kasih sudah mengantarkanku pulang!" ucap Hina sambil melambaikan tangan saat mereka sudah sampai di kompleks apartemen gadis itu.
(Name) balas serupa dan setelah sosok Hinata menghilang memasuki gedung pemukiman warga barulah gadis itu berbalik pergi.
Ia masih harus berjalan memutar karena (Name) baru saja ingat bahwa ia harus belanja bulanan.
Memasuki konbini terdekat, (Name) lantas mengambil keranjang mengingat belanjaan gadis itu pasti tidak sedikit. Ia berjalan mengitari setiap rak gondola dimana produk toko dipajang.
"Hari ini makan malam apa, ya?" tanya (Name) pada dirinya sendiri.
Sesaat ujung matanya menangkap suatu kotak kemasan produk. Gadis itu mengangguk kepala setuju, "Kare saja." Ia ambil dan masukkan bumbu-bumbu penyedap dan hidangan pedamping lainnya.
Selang beberapa saat kemudian, ia kewalahan sendiri. Ternyata satu keranjang tidaklah cukup?!
Mau tak mau (Name) pergi kembali mengambil keranjang baru. Saat hendak melaksanakannya,
"Aw!" adu gadis itu sesaat seseorang juga ikut masuk ke dalam toko, menabrak bahu (Name) keras bahkan tanpa meminta maaf sekalipun.
(Name) kesal diabaikan. Tapi, dia tidak ingin ambil pusing akan sikap manusia tak beradap sebagai korban yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Random╭┈──── ◌ೄ◌ྀ ˊˎ "(Surname) (Name) seorang miko di kuil musashi. Kuil yang biasa digunakan geng Toman untuk rapat dan merupakan saksi bisu dimana geng tersebut dibentuk."...