Cp 28 - Rahasia Kecil Nama

54 11 2
                                    

Meski liburan musim panas sudah berlangsung akan tetapi ada saja beberapa murid yang datang ke sekolah dengan berbagai macam alasan.

Akan tetapi kebanyakan dari itu hanya dua dalam kategori pilihan yang mendominasi urutan teratas sampai saat ini. Kegiatan klub dan bimbingan belajar.

Yang pasti (Name) tidak termasuk ke dalam kedua hal itu. Ia hanya datang untuk menemani Hinata perihal sesuatu.

"Omatase~" celetuk Hinata seraya mendekat pada sahabatnya itu yang tengah bersandar malas pada bangku di lingkup sekolah, (Name) memejamkan mata menikmati semilir angin menerpa wajah.

Saat membuka mata, (Name) menemukan manik coklat bulat yang menatap dirinya dari atas.

(Name) tidak berkata apapun selain memerhatikan lamat seraya tangan terulur menyentuh untaian rambut Hinata yang turun mengenai permukaan wajahnya.

Untuk beberapa saat keduanya mempertahankan posisi dan jalinan kontak mata.

"Bagaimana dengan urusan klub?" tanya (Name) setelah menegakkan kembali kepalanya.

Hinata memeluk bahu gadis itu dari belakang. "Sudah selesai. Terima kasih sudah menemaniku, (Name)-chan."

"Bukan masalah." enteng (Name) dan menepuk kotak yang terbungkus furoshiki di sampingnya. "Makan siang dulu, yuk?" ajaknya.

Saat keduanya sudah duduk berdampingan dan (Name) memberikan jatah bekal milik Hinata, tiba-tiba saja segerombolan gadis melewati tempat dimana mereka berada.

"Tachibana, mau ikut makan siang bersama dengan kami?" ajak salah satu dari mereka pada Hinata.

Hinata terkesiap sesaat sebelum mengendalikan  cepat ekspresi wajahnya, "Maaf, tapi (Name)-chan sudah terlanjur makan, lagipula aku nyaman disini, kok. Lain kali saja, ya?" tolaknya sedikit merasa tidak enak hati.

Hinata sih ingin saja mengiyakan ajakan yang ditawarkan tapi melihat mereka hanya mengajak dirinya, gadis itu menolak secara halus dengan mengatakan bahwa ia sudah merasa nyaman bersama dengan (Name).

Sekilas (Name) bisa merasakan berbagai macam pandangan yang terarah kepadanya akan tetapi gadis itu hanya diam sembari memakan kotak bekal miliknya dengan tenang.

Tak lagi bertukar sapa para gadis itu kemudian berlalu pergi.

Selepas kepergian mereka, (Name) inisiatif membuka suara. "Kau terlalu memaksakan diri, Hinata."

Gadis Tachibana yang masih dalam proses mengunyah itu hampir saja tersedak. Melihat hal itu (Name) lantas memberikan air minum serta menepuk-nepuk punggungnya.

"A-apa maksudmu?" tanya Hinata setelah menerima botol pemberian (Name).

(Name) mendengkus remeh. "Jelas sekali motif mereka dalam usaha memisahkan kita berdua bersama. Ibarat musang betina berbulu ayam." Selanjutnya senyum pahit pun terukir pada wajah. "Padahal kau bisa saja langsung pergi bersama mereka tanpa perlu memedulikan aku–"

"Mana bisa begitu!" sela Hinata kuat dalam membantah ucapan (Name).

Tubuh (Name) dibuat berputar menghadap Hinata langsung saat tangan gadis itu masing-masing berada pada sisi lengannya. "Merupakan keinginanku untuk tetap bersama dengan (Name)-chan."

Pemilik surai (h/c) panjang itu hanya diam memerhatikan seksama setiap penuturan kata yang keluar dari mulut gadis Tachibana.

"Tidak ada siapapun yang dapat memisahkan kita sesuai keinginan egois seperti itu," bibir Hinata berkerut sedih. Gadis itu turut bermain jari ragu, "Atau, apakah (Name)-chan yang keberatan akan keputusan sepihakku?"

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang