Cp 17 - Be Wanted

87 11 0
                                    

Date? 2017

"Kau berkata, (Name)-neesan menjadi pemicu mu untuk kembali ke masa depan?"

Takemichi mengangguk yakin. Setelah menjelaskan situasi dimana ia yang ingin bergandengan tangan dengan Hinata malah mengambil (Name). Pemuda itu bergidik ngeri kala membayangkan kembali senyuman hina yang gadis itu tampil 'kan.

Naoto duduk di kursi kerjanya. Ia bermain jemari resah dan salah satu kakinya tak berhenti mengetuk. "Kalau tidak salah ingat, neesan pernah bertanya hal aneh kepada ku. Err ....— dua jiwa yang mendiami satu tubuh." Kepala pemuda itu terangkat naik, menatap Takemichi yang bingung karena tidak menangkap maksud perkataannya. 

"Itu artinya, hmm ...tidak—! neesan tidak pernah berkata siapa itu." Naoto yang awalnya sudah mendapatkan titik terang kini menggeleng lemah dan masih tidak dapat dimengerti oleh Takemichi.

Adik lelaki Hinata itu kini berdiri mendekati papan tulis. Rasa geram dan amarah membuncah ke atas permukaan kala memandang foto para pelaku pembunuhan kakak perempuannya. Ia mengepalkan tangan erat. "Lupakan saja, itu pasti hanya kebetulan."

"Tapi—"

"Ngomong-omong, aku sudah memeriksa luka di pinggang mu. Itu hanya memar biasa dikarenakan pembuluh darah mu pecah. Coba kau periksa, apakah masih terasa sakit?"

Takemichi lantas menurut, mengabaikan Naoto yang tadi dengan sengaja mengalihkan perhatiannya. Saat dilihat, benar jika memar yang awalnya besar itu menciut hampir menghilang. Ia kemudian dapat bernapas lega.

"Jadi, bagaimana dengan misi mu? Mencegah pertemuan antara Sano dan Kisaki,"

***

Terlihat seorang wanita muda berusia awal 20 tahunan berada di suatu ruangan asing. Ia tertidur di atas meja dan menelungkup 'kan wajah di antara kedua tangannya. Botol alkohol kosong banyak berserakan di sekitar meja dimana ia tidur.

.. ugh!

(Name) terbangun dari tidur dan merasakan kepalanya berdenyut hebat. Indra penciumannya menangkap bau alkohol yang begitu menyengat di sekitar.

Mulai memijat pelipisnya pelan guna menetralisir rasa sakit yang menyerang pada kepala. Setelah agak mendingan, (Name) mengedarkan pandangan ke segala arah guna mencari informasi yang dapat ia telaah.

'Dimana aku? Bukannya tadi aku sedang di atap, melihat kembang api.' batinnya bertanya-tanya.

Mengapa bisa ia sudah berada di sebuah klub atau bar dan minum-minum? Terlihat dari interior ruangan khas tempat hiburan malam tersebut dan juga badannya yang menguar aroma alkohol begitu pekat.

Dirinya mengingat-ingat kembali bahwa tadi ia sempat berpegang tangan dengan Takemichi sebelum terdampar di tempat asing tersebut. Memutuskan untuk tidak tinggal diam, (Name) beranjak dari duduknya dan baru saja berdiri, ia oleng.

Untungnya sempat 'kan untuk berpegangan pada permukaan meja marmer, mencari tumpuan dan menemukan hiasan kaca yang menempel di sekeliling meja. Tubuh gadis itu tersentak kala mendapati seorang wanita berambut putih di hadapannya saat ini.

"Oh, maaf." ucapnya tak enak sebelum berlalu pergi dan mulai menyadari hal yang aneh.

Gadis itu berbalik dan tiada melihat lagi wanita tersebut sebelum kembali menatap pantulan kaca. Pergerakan di dalam kaca persis dengan apa yang ia lakukan saat ini.

Matanya melebar kaget, (Name) mulai menyentuh ragu wajahnya sendiri dan kini bibir gadis itu terbuka, gemetar.

"Teh saha?!" (Name) berteriak histeris setelahnya.

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang