05 | Jeruk

281 34 9
                                    

"Ehh— tidak usah repot-repot," ucap (Name) tak enak setelah menerima berbagai paket hadiah hantaran nikah kemarin lalu itu.

Berbagai kotak berpita menjulang tinggi hingga melebihi kepala gadis itu sendiri terpampang di hadapan pintu rumahnya.

Ibu mempelai wanita datang bersama besannya, beberapa juga membawa orang-orang di belakang sebagai ganti pesuruh.

Beliau mengambil tangan (Name) dan mengusap punggung tangan gadis itu halus penuh kehati-hatian. "Tidak masalah, ini sepadan karena telah berbaik hati meminjamkan kuil." balasnya.

"Ehhh—??" (Name) dibuat sweatdrop sampai melepas kepergian semua orang-tak diundang itu.

Ia menggaruk pipinya canggung dan melirik naik pada tumpukan-tumpukan hadiah yang ia terima.

Tinggi sekali, batinnya.

Tangan (Name) mulai membuka salah satu kotak yang memiliki kemasan paling indah dari yang lainnya. Bahkan secara khusus diserahkan langsung ke tangannya tadi, agak berat pula?

"Astaga?!" decak gadis itu tak percaya.

(Name) menemukan cahaya menyilaukan mata yang keluar dari dalam kotak dan sebuah lembaran amplop tebal di dalamnya terletak paling atas.

Ia mengintip amplop tersebut sedikit, takut-takut dan mata (Name) langsung membulat lebar seketika.

"Buset! Arigato, Kami-sama!!"

Gadis itu bersujud alay melihat warna yang ia temukan, belum lagi banyak-tebal dari isi yang ia dapatkan. Ia langsung panjatkan penuh puji syukur terhadap belas kasih tiada tara Kami-sama.

"Nanti malam pesta--" Perhatian gadis itu teralihkan setelahnya akan warga jingga sejauh mata memandang, "Ohh, jeruk toh. Pantas kira-kira."

Satu peti jeruk penuh ia dapatkan.

Dan gadis itu kembali sweatdrop. "Ngomong-omong, ini gimana cara ngabisinnya?"

(Name) menggeleng sesaat kemudian lalu menatap ke belakang. Masih ada hal yang harus ia urus terlebih dahulu.

Dinding kokoh berupa kotak hadiah seolah mengejek gadis itu dengan tertawa lebar sampai ikut menutupi seluruh bayangannya.

"Pindahin dulu kali, ya? Pikirin nanti saja."

═ ∘◦❺◦∘ ═

"(Name)-chan,"

Kepala sang gadis lesu terangkat naik, mendapati wajah Hinata yang tersenyum tidak menyakinkan. Malas bersuara, ia utarakan pertanyaan dengan mengangkat satu alisnya naik.

Hinata tersenyum kikuk, "Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu berubah warna jadi jingga?"

(Name) menghela napas berat sembari menumpu wajah. Tangannya yang lain sibuk mengangkat kotak bekal dan meletakkannya kasar di atas meja.

Hinata tersentak kaget karena betapa kerasnya bunyi kotak besi itu bertemu dengan permukaan papan kayu.

"Boleh aku buka?" tanya Hinata ragu setelah kemudian (Name) berdehem pelan.

Lantas setelah mendapatkan izin, Hinata dengan cepat membuka furoshiki milik (Name).

Saat gadis itu mengangkat tutup bekal, ia sweatdrop. Jeruk, semua isinya hanya beberapa buah jeruk bahkan isi termos milik gadis itu lengkap sari jeruk hangat.

Hinata menoleh pada (Name) yang melirik dan memasang senyum masam pada wajahnya, "(Name)-chan kalap?"

Gadis itu balas menggeleng.

𝐌𝐮𝐬𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐌𝐢𝐤𝐨 | 𝐓𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang