21. Bangau Kertas harapan Doyoung

938 137 11
                                    

Yoshi menatap pintu kamar rawat nya penuh harap, sudah seminggu Asahi tak mengunjungi nya, dan sudah seminggu juga diri nya berada di rumah sakit.

Kata dokter, diri nya di bawa kemari oleh seorang laki-laki manis, laki-laki itu kata nya menangis keras saat tau diri nya hampir mati. Asahi, Yoshi yakin jika itu Asahi. Pasti bocah itu nekat mengendari mobil, padahal Yoshi selalu melarang nya. Kenapa? Karena dulu saat pertama kali mendapatkan Mobil Asahi pernah hampir mati dengan menabrak tiang papan iklan. Dengan segala ucapan nya, Yoshi melarang keras Asahi menyentuh kendaraan besi itu. Dan Asahi hanya menurut-menurut saja.

Menghela nafas nya, Yoshi berharap Asahi baik-baik saja. Diri nya tidak membawa ponsel, ayah nya pun hanya menjenguk nya sekitar 15 menitan selepas itu dia di rawat oleh suster pribadi nya kini. Saat di tanya pun Ayah nya akan membentak nya dan menyuruh nya istirahat agar cepat pulang ke rumah lagi.

Entah karena apa, Ayah nya tidak menghubungi Jihoon maupun Hyunsuk lagi untuk merawat nya.

Yoshi jadi bingung sendiri, selama 3 hari itu apa saja yang dia lewatkan?

"Semoga dia baik-baik saja" ujar Yoshi sembari merebahkan tubuh nya. Berharap tubuh nya segera membaik agar bisa melihat keadaan Asahi.

Ia memejamkan mata nya, berdoa agar Asahi tak lagi mengalami hal buruk. Sebab apapun itu, Yoshi tak akan sanggup melihatnya lagi. Melihat tubuh Asahi yang meringkuk dengan nafas tersenggal saja membuat nya hampir mati tadi pagi.

Ia menyesal sekarang karena melupakan jadwal minum obat nya waktu itu. Jika tidak mungkin kini dia tengah berada di samping Asahi, merawat anak itu.

Ah sudahlah, daripada menyesali semua nya. Yoshi memilih segera menjemput mimpi nya.



Di sisi lain, Jaehyuk termenung di depan piano nya. Dia kembali memikirkan ucapan Bang Yedam-teman satu fakultasnya.

"Hyung..Asahi tidak ada kabar" Jaehyuk mengadu, memang jika bersama Yedam. Jaehyuk akan terlihat sangat manja terkadang.

Yedam melirik malas "Asahi lagi? Apa kau tak berfikir jika Asahi menyuruh mu putus karena dia ada yang lain?"

Jaehyuk menggeleng kukuh, menusukkan sedotan ke susu pisang nya "Tidak. Jika iya pun mungkin sekarang Asahi sudah bersama pasangannya dan gue bakal menderita di sini. Gue rasa Asahi dulu juga terpaksa" jawab Jaehyuk sembari menyedot cairan putih kekuningan itu

"Yak! Bodoh! Otak lo kemana sih? Kalaupun Asahi masih suka lo, dia gak akan lepasin lo sama Jeongwoo. Bukti nya dia fine fine aja."

Yedam benar. Asahi baik-baik saja saat diri nya kencan dengan Jeongwoo. Bahkan Asahi terkesan tidak peduli.

"Ayolah Jaehyuk! Lo itu populer. Jangan cuman karena Asahi, lo jadi gini. Lo bisa aja dapetin yang lebih. Di sini itu Asahi kaya beban menurut gue. Lo jadi selalu kepikiran dia. Sampai nilai lo aja rendah. Cinta boleh, bego jangan"

"Ntar lo liat Asahi ciuman sama yang lain mampus lo!"  Lanjut yedam

Sedang Jaehyuk diam diam membenarkan ucapan Yedam.

Menghela nafas nya lagi, Jaehyuk menatap ponsel nya yang menunjukan percakapan antara diri nya dengan Asahi. Kemana anak itu? Sudah satu minggu dia tidak memberi nya kabar. Pesan terakhir pun hanya di baca Asahi. Apa segitu tak ingin nya Asahi berbicara dengan Jaehyuk?

Padahal di sini dia begitu merindukan sosok Asahi. Walau jarang mengobrol bersama. Jaehyuk selalu memantau Asahi. Memastikan si manis selalu baik-baik saja tanpa gangguan lagi. Dia cukup trauma saat melihat wajah kumal serta banyak luka di tubuh Asahi kala malam itu.

[1] Asa |Jaesahi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang