Usai berbincang dengan Doyoung, Asahi memutuskan kembali ke dalam kamar. Pemuda dengan senyuman penuh luka nya itu kini memikirkan orang tua nya. Memikirkan alasan alasan mereka meninggalkan nya.Sering kali, Asahi berhalusinasi melihat mereka berdua berdiri di depan nya. Berbicara dengan nya, dan mengajaknya pergi. Bahkan mereka juga pernah melukai atau membunuh nya.
Asahi sendiri saja bagaimana membedakan halusinasi atau kenyataan.
Terlebih setelah bercerita dengan pemuda yang berada di taman. Doyoung terlihat hampir mirip seperti nya. Dia ragu jika Doyoung itu sebuah kenyataan bukan Halusinasi. Ah, mengingat Doyoung. Asahi membawa toples besar yang berisi bangau kertas milik anak itu. Ia merasa tertarik untuk merampungkan nya.
"Hyung jangan ngelamun.."
Kepala Asahi menoleh, menatap mata teduh nan kelam milik Haruto, lantas ia tersenyum tipis ada sedikit perasaan sedih terselip di sana.
Memang setelah kembali ke kamar nya, Asahi menemukan Haruto yang panik mencari nya di dalam kamar. Anak itu terkadang agak ceroboh dengan tindakan nya.
"Hyung mikirin apa sih? Dari tadi ngelamun"
Asahi menggeleng, lalu manik nya melirik ke arah keranjang buah yang di bawa Haruto
"Mau apel.."
Haruto terkekeh pelan, "siap tuan putri" Tangan nya mengambil apel lalu mengupasnya
Asahi mendelik "Tuan putri apaan!"
Haruto mengangguk-angguk, menyuapi Asahi dengan potongan apel yang sudah di kupas "Iya hyung. Gak usah marah-marah gitu"
"Nah bagus nurut" gumam Asahi.
Haruto tersenyum tipis, terus menyuapi Asahi dengan potongan apel.
Mengunyah apel nya, Asahi menahan tangan Haruto yang akan menyuapi nya lagi. Menggengamnya, dan menautkan jari-jari mereka "Haru, misal nanti Gue pergi. Lo janji ya bahagiain Jeongwoo. Jagain Cio juga.. waktu gue udah tinggal dikit.."
Bisa di lihat wajah tampan Haruto tersenyum meski terdapat guratan tak suka dengan ucapan yang di ucapkan Asahi.
"Hyung jangan ngelantur. Haru bakal jagain kalian semua kok janji" Tangan Haruto menyentuh pipi Asahi, mengusapnya kecil
"Gak ada yang bisa misahin kita Hyung. Eh mangsud nya bu--"
"-ada Haru, setiap pertemuaan ada perpisahan. Kita semua bertemu cuman buat nyampain kata perpisahan"
Haruto menatap lekat manik milik Asahi
"Gak ada yang abadi di dunia ini Haru. Begitu pun pertemuan singkat kita. Pertemuaan yang bahkan gak ada apa-apa nya" Asahi menyingkirkan tangan Haruto dari pipi nya, lalu kembali menautkan kedua tangan nya
"Kalau boleh minta, Gue juga mau selama nya bareng kalian tanpa ngerasain sakit. Gue mau ngelindungin kalian kaya kalian ngelindungin gue. Tapi gue gak bisa begini terus. Gue bakal lebih hancur.."
Menelan ludah nya kasar, Haruto mengeratkan genggaman tangan Asahi "Cukup Hyung, Hyung punya Haruto. Punya Mashi Hyung. Hyung punya banyak orang yang mau dengerin Hyung. Jangan bilang gini ya? Haru siap kok dengerin Hyung.."
"mmm.. tapi gak papa kan kalau gue istirahat? Gue capek.." lirih Asahi
Haruto mengangguk, "Istirahat hyung, kalau hyung mau nangis. Nangis aja. Cuman ada Haru di sini. Hyung bisa luapin semua nya. "
Mendengar ucapan Haruto, mimik wajah Asahi berubah. Paras rupawan milik Asahi terlihat menyendu, lantas ia menggeleng pelan
"Maaf haru.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Asa |Jaesahi ✔
Romance¡[ ketika rasa memainkan samudra lara ; hingga tercipta perasaan bersalah tanpa tahu siapa yang memulai ]¡ ⚠bxb area ⚠Jaesahi ⚠Mashikyu ⚠Hajeongwoo ⚠Hoonsuk No Revisi ©Frajinggadiajeng2