Setelah aku menghantarkan mereka bertiga ke depan, aku langsung kembali ke ruang rawat Atsumu. Ternyata dia baru saja sadar.
“Tsum ternyata lo udah sadar. Ada yang sakit ngga?”.
Dia hanya diam saja. Tak menjawab pertanyaanku tadi. Dia menatap lurus ke depan, tanpa ekspresi. Seperti orang yang telah kehilangan semangat hidup. Mungkin aku tidak boleh menggangunya terlebih dahulu.
“Rin, gue mau ke WC sebentar. Lo jaga dia dulu ya. Keknya sebentar lagi juga ada perawat mau ngasih obat sama sarapan”.
“Oke, Lo ke WC aja. Nanti keburu keluar di sini lagi”.
“Heh ngadi-ngadi ya lu”.
Aku bergegas pergi ke WC. Dan benar saja terdengar suara perawat yang masuk.
Tetapi beberapa menit kemudian, aku dikejutkan oleh suara teriakan Rintarou dan benda yang berjatuhan di lantai.
“ATSUMU!!!”, teriak Rintarou.
SRAKK
Aku bergegas keluar WC. Di sekitar ranjang Atsumu berserakan obat-obat yang sepertinya diberikan perawat tadi. Aku lihat Rintarou sedang menahan tubuh Atsumu yang memberontak dan mencoba meraih kembali obat-obatan yang berserakan di lantai tadi.
“RIN DIA KENAPA”.
“He tried to kill himself again”, jawab Rintarou.
“What..”
Aku merengkuh badan Atsumu yang masih memberontak ingin mengambil kembali obat-obatan tadi.
“Tadi habis dikasih obat sama makanan buat sarapan, dia langsung ngambil botol obat dan nyoba minum semua obat yang ada di botol itu. Untungnya tadi gue sempet liat dan nepis obat itu dari tangannya”.
“Maksud Lo, dia mau bunuh diri lewat overdosis?”.
“Yes”.
Dia masih saja ingin mencoba untuk bunuh diri. Apa kau benar-benar kehilangan semangat hidupmu, Atsumu?
“Tsum kenapa lo ngelakuin hal ini lagi?”
“GUE UDAH BILANG DARI KEMARIN. GUA MAU MATI AJA SAM. KENAPA KALIAN NGEHALANGI GUE. BIARIN GUE MATIII!!”.
“Ngga Tsum. Lo ngga boleh mati. Lo ngga boleh nyerah. Gue ada disini Tsum. Gue ada disini buat bantu lo”.
“NGGA. NGGA ADA HARAPAN LAGI BUAT GUE. LEPASIN GUE”.
“Dengerin gue sebentar. Gue mau ngasih tau lo sesuatu”.
Aku mendekatkan wajahnya di depanku. Aku menagkup pipinya dan mencoba pelan-pelan mengatakan apa yang sudah dikatakan Dokter tadi.
“Denger. Lo masih ada kesempatan buat main lagi”.
“Ngga ngga ngga pasti Lo bohong kan? Lo cuma pengen ngehibur gue?”.
“Bukan, gue ngga bohong. Tapi Lo janji jangan ngelakuin hal kaya gini lagi”.
Tubuhnya mulai tenang setelah mendengarkan kata-kata ku.
“Lo bisa jalani terapi setelah lo pulih. Jadi lo pulihkan diri dulu di sini. Lo masih ada kesempatan buat main voli lagi. Inget itu”.
“Apa bener-bener bakalan berhasil?”.
“Kemungkinannya sedikit...”.
“KEMUNGKINANNYA SEDIKIT KAN? SAMA AJA NGGA BAKALAN BERHASIL SAM”.
“Tenang dulu Tsum. Yang penting lo masih punya kemungkinan buat sembuh. Mau itu kemungkinan dibawah satu persen. Tetep aja masih ada harapan. Gue yakin lo bakal bisa. Gue yakin”.
Suaraku memelan. Bukan karena aku putus asa maupun tidak sanggup berkata-kata lagi. Tetapi sebenarnya aku mencoba menahan tangisku. Aku menggigit bibir bawahku, mencoba agar suara isak tangisku tak keluar. Aku tidak mau melihat Atsumu semakin merasakan keputusasaan setelah melihatku menangis. Aku mencoba agar terlihat tegar dihadapannya. Setidaknya dia dapat memiliki semangat lagi setelah melihat adiknya yang tegar menghadapi semua ini.
“Tsum Lo sarapan dulu. Gue mau balik ke WC lagi. Inget, jangan lo lakuin hal itu lagi. Rin tolong jaga dia lagi. Tadi belom selesai soalnya”.
“Oke tenang aja”.
Entahlah, sebenarnya itu hanyalah sebuah alasan. Rintarou juga sepertinya menyadari maksudku sebenarnya.
BRAKK
Aku menutup pintu WC lumayan keras, lalu aku menghidupkan keran air agar suara tangisanku tidak terdengar. Tubuhku merosot ke lantai WC Yang basah. Tapi aku tidak memperdulikan hal ini.
Ya, sebenarnya aku kesini hanya untuk menangis. Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering sekali menangis.
Tsum gue harap Lo ngga bakal ngelakuin hal ini lagi. Gue ngga pengen kehilangan lagi Tsum... Gue mohon...
Kata-kata itulah yang keluar dari mulutku di sela tangisanku. Jujur aku takut ketika melihat Atsumu mencoba melakukan bunuh diri seperti tadi. Aku takut kehilangan lagi. Aku takut sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT [Completed]
FanficMiya Atsumu, seorang atlet voli yang mengalami kejadian tragis yang mengubah hidupnya. Kini ia menjadi pribadi yang berbeda dengan dirinya sebelumnya. Bisakah adik kembarnya, Miya Osamu, mengembalikan Miya Atsumu kembali menjadi dirinya sebelumnya?