31. Rest in Peace, Atsumu

285 35 1
                                    

Aku terbangun, terbangun dari hayalanku. Indah? Tidak. Jika itu benar-benar indah, akhirnya tidak akan menjadi seperti itu. Nafasku terengah-engah, tercekik kenyataan yang menyiksa batinku. Pipi dan bajuku basah oleh air mata kesedihanku. Semua itu mimpi, tidak akan bisa menjadi nyata. Mungkin hanya terbatas salam perpisahan dari mereka. Munafik jika aku tak ingin mereka bersamaku kembali. Berkumpul disini, bersama-sama.

Ku langkahkan kakiku keluar dari kamar Atsumu. Dengan langkah gontai, tak bertenaga, aku ingin pergi ke atap. Rintarou sempat meneriaki ku. Tapi aku tak peduli. aku mengabaikannya. Teriakannya hanya seperti angin lalu.

Aku berjalan menaiki satu persatu anak tangga yang menghubungkan lantai 2 dengan atap rumah. Aku membuka pintunya. Berjalan ke depan dengan tatapan kosong. Tak peduli lagi dengan tubuhku yang akan basah kuyup karena hujan. Tak peduli lagi dengan kondisiku setelahnya. Semuanya mengalir begitu saja di dalam hidupku yang mulai terasa hampa.

Aku sampai di tengah-tengah rooftop. Suara gemericik air terdengar jelas. Tubuhku didera oleh derasnya hujan, menusuk-nusuk kulitku. Petir berloncatan dari awan satu ke awan yang lain, menyisakan suara gemuruh tanpa wujud

Aku berteriak kencang, melampiaskan semua emosi yang telah bercampur aduk di dalam hati kecilku. Air mataku mengalir, begitu deras. Suaraku tak begitu terdengar, tersamarkan oleh suara hujan. Tapi inilah yang kuinginkan. Aku tak ingin orang-orang di sana memperburuk perasaanku.

"I'M SORRY.. INI SEMUA SALAH GUE. GUE YANG BUAT LO MATI, ATSUMU, GUE YANG BUAT LO SAMPE GINI!"

Tubuhku meluruh. Kini diriku bersimpuh, mendongak ke atas. Dengan harapan dia mendengarku, dia memaafkanku. Aku yang tidak berguna ini menangis tersedu-sedu, menyesali semua yang terlanjur terjadi. Tapi semua ini percuma, dia tak akan pernah kembali lagi, memelukku hangat di kesendirian ini.

Hatiku semakin terguncang, pikiranku kacau balau. Dia yang selalu ada di sisiku saat seperti ini, sekarang sudah tiada. Tiada karena kecerobohanku, tiada karena kebodohanku. Aku kini berpikir, apa bajingan seperti ini pantas dimaafkan? Pantas untuk hidup disaat nyawa orang yang seharusnya dia jaga terenggut begitu saja karena dia?

"GUA.. GUA NGGA SEPANTASNYA HIDUP TENANG. GUA SEHARUSNYA YANG MATI!!"

Pikiranku penuh dengan rasa bersalahku. Aku kemudian berdiri, lalu berjalan ke ujung rooftop. Angin kencang membuat rambutku yang basah karena air ini beterbangan. Aku menggenggam erat pembatas besi di ujung rooftop ini, lalu menengok ke bawah. Bagiamana ya rasanya terjun dari sini? Bukankah ini satu-satunya cara untuk menebus kesalahanku?

"HAHAHA...GUE TERJUN KE BAWAH AJA... GUE NGGA PANTES HIDUP... SEHARUSNYA GUE MATI IKUT MATI JUGA, ATSUMU... GUE NGGA PANTES HIDUP DENGAN TENANG SETELAH SEMUA TINDAKAN CEROBOH GUE MERENGGUT NYAWA LO.... "

Aku tertawa frustasi sambil mulai menaikinya. Lalu diam sejenak, mengambil nafas panjang, nafas yang terakhir kalinya aku hidup.

Selamat tinggal, dunia ...

BRUK

Tubuhku rupanya tidak terjatuh ke bawah, tapi ditarik oleh Rintarou. Dia sedang menangis juga, terlihat dari matanya yang memerah. Aku tak peduli, aku mencoba melepaskan pelukannya. Aku memberontak. Dan yah, aku hampir terlepas, sedikit lagi.

Duakkk

Bogem mentah mendarat di wajahku. Rasanya nyeri. Darah juga mengalir dari hidungku. Aku mengelapnya, menatap tajam wajah layunya itu.

"OSAMUUUU SADAR... INI SEMUA... BUKAN... SALAH... LO.... INI MURNI KECELAKAAN, OSAMU.. LO JANGAN NYALAHIN DIRI SENDIRI... APALAGI LO NEKAT KEK GINI..."

Dari kejauhan, Koutarou menghampiri ku. Dia menenangkan Rintarou yang sepertinya sedang naik darah. Siapa lagi kalau bukan karena diriku yang tidak berguna ini. 

"OSAMU... GUE UDAH DENGER SEMUANYA.. INI MEMANG BENER BUKAN SALAH LO.. LO JANGAN NYALAHIN DIRI SENDIRI.."

"TAPI INI SEMUA JELAS-JELAS KARENA GUE, KOU... KARENA GUE..."

"NGGA.. INI BUKAN SALAH LO... DAN APALAGI LO TADI MAU TERJUN DARI SINI?? LO PIKIR DENGAN LO BUNUH DIRI... ATSUMU BAKAL SENENG?? NGGA OSAMU, DIA MALAH BAKAL SEDIH DAN KECEWA SAMA LO.... APALAGI KEDUA ORTU LO... MEREKA BAKALAN MARAH KALAU TAHU ANAKNYA BUNUH DIRI... JADI JANGAN NGELAKUIN HAL NEKAT KEK GINI..."

Benar juga perkataan dia. Atsumu, ayah dan bunda bakal marah, Sedih dan kecewa kalau tahu aku akan menyusul mereka dengan jalan bunuh diri. Kami diajarkan dari kecil untuk menghargai nyawa dan tidak melakukan bunuh diri walaupun sedang mengalami masalah yang sangat berat.

Aku lalu menunduk dan merenungi semuanya. Rupanya diriku sedang dikuasai oleh amarah dan kesedihanku. Sampai-sampai aku melakukan hal gila seperti ini. Aku mencoba bertanya kepada mereka dengan nada bicara yang lemah.

"Jadi..... ini sepenuhnya bukan salah gue?"

"Bukan. Ini murni kecelakaan... Jadi stop nyalahin diri lo sendiri"Jawab Koutarou.

Aku membatalkan niatku untuk terjun dari sini. Tubuhku yang awalnya memberontak mulai tenang. Mereka menyadarinya dan mulai melonggarkan pelukan mereka.

"Lo harus bisa ikhlasin kepergian Atsumu, Sam. Kalo lo begini, dia bakal sedih dan ngga bisa beristirahat dengan tenang," sambung Rintarou.

Aku mengangguk lemah mendengar perkataannya. Aku masih enggan beranjak dari sini. Aku masih ingin menumpahkan kesedihanku disini, di bawah guyuran hujan yang jatuh ke bumi.

Saat aku ingin berdiri, aku limbung. Kepalaku berdenyut dan tubuhku gemetar kedinginan. Mereka terkejut melihat kondisiku dan membantuku.

Mereka pun memapah tubuhku yang seperti kehilangan tenaga ini kembali turun menuju kamarku. Mereka menyuruhku untuk mandi dan dan beristirahat. Semua orang yang masih ada di rumah terkejut melihat keadaanku. Tapi aku mengisyaratkan pada mereka bahwa aku baik-baik saja.

Setelah selesai mandi, aku merebahkan tubuhku di kasur dan memeluk bantal yang ada di sebelahku. Aku menatap langit-langit kamar dan berbicara sendiri di dalam hati.

Maaf, Atsumu. Gue bukan adik yang baik buat lo. Tapi terimakasih atas semuanya. Lo udah buat hari-hari gue terasa menyenangkan sebelum kejadian itu menimpa Lo. Sekarang akhirnya lo bisa bertemu ayah dan bunda di alam sana. Rest in Peace, Atsumu.

- End -

EVANESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang