16. Unexpected Thing

179 35 0
                                    

Urusanku akhirnya selesai. Aku berencana langsung kembali pulang. Saat aku ingin melajukan mobilku, aku dikejutkan dengan dering telepon.

Suna Rintarou is calling.....

“Halo”.

“Jadi, gimana hasilnya?”.

Hah. Kenapa dia harus membahas ini sekarang.

“It's a bad news, Rin....”.

“Maksudnya?”.

“Atsumu. Dia udah ga ada harapan lagi. Dia udah dinyatakan bakal lumpuh seumur hidup, Rin”.

Aku menyeka air mata yang tak kusadari telah mengalir di pipiku. Aku berusaha menenangkan diri.

“Sam. Lo..... Ngga bercanda kan?”.

“Buat apa gue bercanda. Ngga ada gunanya, Rin. Gue awalnya juga ngga percaya”.

“Jadi. Atsumu memang benar-benar lumpuh seumur hidup?”.

“Yes-”.

Belum selesai aku mengatakan hal itu, aku dikejutkan oleh suara yang sangat familiar di seberang telepon.

“Apa kata lo? Lumpuh seumur hidup?”.

“Atsumu!! Sejak kapan lo disini??!!”, tanya Rintarou di teleponnya.

Deg..

Jantungku bak berhenti berdetak setelah mendengar suaranya. Itu Atsumu. Rupanya percakapan kami didengarkan oleh Atsumu. Di telepon terdengar suara perdebatan mereka.

“Ngga Tsum. Lo salah denger”.

“Kaki gue emang udah ngga berfungsi lagi, Rin. Tapi telinga gue masih normal!!. Gue denger jelas tadi. Lo ngga usah berkelit”.

Mereka seperti diam sejenak setelahnya. Tapi tak lama kemudian terdengar seperti suara telepon yang diambil secara paksa oleh orang yang berbeda.

“Samu, ini lo kan?”, tanya Atsumu.

“Iya... Ini gue..”

“KENAPA LO NGGA JUJUR KE GUE TADI, HAH!!. DAN APA-APAAN TADI PAS MASIH DI RUMAH SAKIT? LO TERSENYUM? LO TERSENYUM SETELAH DENGER KABAR INI?”.

“Ngga Tsum, gue ngga ada maskud buruk. Senyum gue tadi palsu Tsum. Gue cuma gamau lo makin hancur”.

“GUE DARI DULU EMANG UDAH HANCUR SAM. GUE UDAH HANCUR BERKEPING-KEPING”.

Terdengar suara sesenggukan setelahnya, sebegitu kecewakah dia padaku? Aku hanya mempunyai maksud agar dia tidak begitu terbebani atas semua ini. Tapi mengapa ini menjadi sebuah kesalahpahaman?

“Tsum....”.

“Bajingan lo Sam. Gue kecewa sama lo”.

“Tsum lo mau kemana?”, terdengar suara Rintarou yang berteriak.

“Bangsat Lo Rin. Kenapa bisa-bisanya Atsumu denger percakapan ini?”.

“Gue minta maaf Sam. Tadi, waktu lo gue telepon. Dia ngga ada di sini. Sumpah gue yakin”.

Aku refleks menutup telepon. Aku mengacak-acak rambutku. Pikiranku kacau balau. Aku langsung tancap gas dan secepat mungkin pulang ke rumah. Aku takut Atsumu bakal ngelakuin hal nekat seperti dulu. Aku melemparkan handphone ku ke kursi penumpang di sampingku.

Karena aku terlalu fokus mengemudi dan cepat-cepat kembali ke rumah. Aku tidak menyadari bahwa Rintarou meneleponku berkali-kali. Aku baru menyadarinya ketika hampir sampai di rumah. Terhitung 10 kali dia meneleponku dan ada beberapa pesan beruntun darinya. Aku langsung membuka pesan tersebut. Rintarou menyuruhku untuk segera datang ke rumah, dia bilang terjadi sesuatu dengan Atsumu.

EVANESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang