Aku telah sampai di rumah. Aku beres-beres sejenak. Cukup melelahkan mengingat bahwa rumah ini cukup besar hanya untuk ditinggali oleh dua orang saja.
Alasan kami tidak mempekerjakan asisten rumah tangga karena kami ingin hidup mandiri tanpa bergantung pada siapapun. Itulah hal yang diajarkan orang tua kami sejak dulu. Biasanya kami bergantian untuk membersihkan seisi rumah. Tapi untuk saat ini hanya aku yang bisa melakukannya.
Terlebih dahulu aku mengabari karyawanku untuk sementara menghandle kios onigiriku selama Atsumu dirawat di rumah sakit. Aku telah memberitahukan mereka resepnya, jadi aku cukup tenang untuk menyerahkan semuanya kepada mereka.
Lalu aku membersihkan diriku. Aku diam, menutup mataku dan menengadah ke atas. Membiarkan shower air itu mengguyur tubuhku. Pikiranku kalut. Aku masih menganggap semua ini mimpi. Tapi inilah kenyataannya. Aku berharap semua pengobatannya akan berjalan dengan lancar.
Aku pergi ke kamar Atsumu untuk mengambil baju dan hal-hal lain yang dibutuhkan selama dia ada di rumah sakit. Setelah itu aku segera berangkat kembali ke rumah sakit. Tidak terasa 1 jam lebih berlalu sejak aku pulang ke rumah ini.
—————
Sesampainya di rumah sakit......
Aku sampai di depan kamar rawat Atsumu. Kulihat disana ada Rin, Kou, dan dua orang yang membelakangiku, sepertinya aku mengenal salah satu dari mereka.
”Hey, Samu!!!“, Koutarou memulai pembicaraan.
“Halo kou, Maaf sepertinya kalian menunggu lama ya”.
Dua orang tadi mulai menengok ke arahku. Seorang lelaki bersurai orange dan satu lagi laki-laki berambut ikal. aku tidak begitu jelas melihat wajahnya karena dia memakai masker.
“Hinata?”.
“Hey Osamu-san!! Lama tak melihatmu. Apa kabar?”.
“Kabar baik”.
“Senang mendengarnya”. Jawabannya dengan wajah sumringah.
“Yang satu, siapa?”.
“Ohh ini Sakusa”, Jawab Koutarou.
“Cuma tiga orang?”.
“Iya, cuma mereka yang sempet. Tadi Sakusa awalnya gamau, cuma gue paksa”.
“Oke gapapa kok”.
Aku meletakkan barang-barang yang kubawa dari rumah ini ke tempat dekat jendela.
“Sam, bener yang dikatakan Suna?”
Entahlah mungkin karena Koutarou menanyakan hal ini, tiba-tiba suasana yang awalnya hangat berubah.
“Sorry Sam gue harus ngatain ini terlebih dulu sebelum lo sendiri yang ngomong langsung”. Ujar Rintarou.
“Gapapa, semua orang berhak tahu. Apalagi temen-temennya”.
“Jadi bener Sam?”, Tanya Koutarou sekali lagi.
“Iyaa...”
Semuanya sejenak terdiam.
“Tapi dia bisa sembuh kan?”, Giliran Hinata bertanya kepadaku.
“Iya, Dokter bilang masih ada harapan untuk Atsumu buat bisa jalan normal lagi. Walaupun kemungkinannya sangat sedikit”.
“Kita turut berdukacita Sam”, tutur Koutarou.
Tiba-tiba terdengar bunyi dari handphone Koutarou.
“Maaf Sam, tapi kapten tim suruh kita balik. Karena bentar lagi ada evaluasi. Gue bakal ngabarin hal ini ke temen-temen yang lain. Gue mewakili semua temen setimnya Atsumu mengucapkan turut berdukacita atas apa yang lagi dialami Atsumu. Kita bakal terus berdoa buat kesembuhan Atsumu. Kita sangat berharap, Atsumu bisa gabung lagi sama kita. Kita juga ngga ngelupain janji kita yang udah gue omongin ke lu kemarin. Maaf kita ngga bisa lama-lama nemenin lo disini.”, ucap Koutarou.
“It's okay. Gue ngucapin banyak terimakasih ke kalian karena kalian nyempetin jenguk Atsumu waktu kalian sibuk. Terimakasih juga atas doa-doa dan rasa solidaritas kalian buat Atsumu. Sekali lagi terimakasih banyak”.
“Oke, kita balik dulu”, ucap Koutarou.
Aku mengantarkan mereka ke depan Rumah sakit.
“Hati-hati di jalan!!!”.
“Okee. Kamu tungguin kita ya di final nanti. Kami janji bakal ngundang kalian buat nonton dan ngasih kemenangan kita khusus buat Atsumu”, ucap Hinata setengah berteriak.
Mobil yang mereka tumpangi terlihat menjauh. Aku pun kembali ke kamar Atsumu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT [Completed]
Fiksi PenggemarMiya Atsumu, seorang atlet voli yang mengalami kejadian tragis yang mengubah hidupnya. Kini ia menjadi pribadi yang berbeda dengan dirinya sebelumnya. Bisakah adik kembarnya, Miya Osamu, mengembalikan Miya Atsumu kembali menjadi dirinya sebelumnya?