28. Paniful

175 32 0
                                    

Aku tiba di rumah, diikuti oleh mobil jenazah yang membawa jasad Atsumu. Rumahku ramai, tak seperti biasanya. Tapi ramai karena kedatangan para pelayat. Ada teman-teman setim Atsumu, teman-teman sekolah kami juga. Banyak pula saudara jauh yang datang. Aku langsung pergi ke kamarku tanpa ada niatan menyapa mereka.

“Samu, lo mau kemana?”

Rintarou memanggilku. Aku mengabaikannya dan tetap melangkahkan kakiku ke kamar. Sebelum aku masuk ke kamarku, aku terlebih dahulu foto Atsumu yang sudah tercetak tadi dan medalinya ke kamarnya. Lalu Aku langsung pergi ke kamarku, menutup dan mengunci pintunya. Aku duduk di lantai dan menyenderkan kepalaku ke pintu, memeluk lututku sendiri, lalu menangis meratapi kepergian Atsumu lagi.

TOK TOK TOK

“Osamu, lo gapapa?”

Rintarou mengetuk pintu. Rupanya Rintarou mengikutiku.

“Ini semua salah gue, Rin. Seandainya gue ngga ceroboh ninggalin handphone gue di mobil.... Seandainya gue sadar kalo Atsumu mengalami halusinasi.... Dia gabakalan jatuh, Rin..... Ini semua salah gue. Secara ngga langsung, gue jadi pembunuh saudara gue sendiri.”

“Bukan, itu semua pure kecelakaan. Ini semua bukan salah lo. Lo bukan pembunuh, Sam. Jangan nyalahin diri sendiri kayak gini. Atsumu bakal sedih kalo lo kayak gini.”

Dia terdengar tidak berbicara lagi. Sepertinya dia sudah pergi dan memberi aku waktu untuk merenung dan sendiri. Kelopak mataku terasa berat, mungkin karena mataku sudah lelah membendung semua air mataku. Dan tak lama kemudian aku tertidur dengan posisi terduduk menyender di pintu kamar.

EVANESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang