17. Again

169 34 0
                                    

Setelah aku menerima pesan tadi, aku bergegas masuk ke rumah. Tapi mengapa rumah terasa sepi? Seperti tidak ada orang di dalamnya?

“Rin.... Tsumu.... Kalian dimana?”.

Aku memanggil-manggil mereka. Tidak ada sahutan sama sekali. Aku mencoba mencari mereka dengan berkeliling di dalam rumah. Tidak ada mereka. Tapi ada satu hal yang mengejutkanku yang kutemukan ketika aku mencari mereka di dapur.

Darah?? Darah siapa???

Ada darah yang berceceran di lantai dapur. Jumlahnya lumayan banyak. Aku mencoba mencari dimana darah itu berasal.

Apa yang terjadi dengan mereka??

Aku menemukan pisau di wastafel yang terdapat bercak darah diatasnya. Aku semakin panik. Dibawahnya terdapat selembar sticky note. Tulisan di sticky note tersebut mirip tulisan suna.

Kalo lo nemuin sticky note ini, berarti kami udah pergi ke rumah sakit. Atsumu ngelakuin hal nekat lagi. Dia motong nadinya sendiri. Nadi tangan sebelah kiri. Kalo gue nunggu lo, Atsumu bisa kehabisan darah dan terjadi hal yang ngga lo inginkan. You know what's that. Gue bawa pergi Atsumu ke rumah sakit yang sama kek kemarin.
-Suna Rintarou

Setelah membaca sticky note tersebut, aku langsung pergi ke rumah sakit. Aku harap tidak terjadi hal-hal yang buruk kepada Atsumu. Berkali-kali kata maaf aku lontarkan saat perjalanan ke rumah sakit.

Tsum... Maafin gue... Lo ngelakuin hal ini pasti gara-gara gue kan? Maafin gue plis. Lo jangan berbuat hal nekat lagi. Maafin gue

Aku tiba di rumah sakit. Aku berjalan menuju UGD. Aku bertemu dengan Rintarou yang duduk didepan ruangan tersebut. Dia terlihat sedang menunduk sambil menautkan kedua tangannya.

“Rintarou......”.

Dia mulai mendongakkan kepalanya ketika mendengar suaraku.

“Samu, lo udah dateng. Gue.... Minta maaf buat tadi. Karena gue, Atsumu jadi begini. Maafin gue”

“Ngga ini bukan salah lo. Ini salah gue yang dari awal gamau jujur sama dia. Maafin gue juga tadi sempet bentak lo. Tadi gue dalam keadaan panik. Jadi... emosi gue ngga kekontrol”.

Rintarou menganggukkan kepalanya setelah mendengar perkataanku tadi. Dia menghela nafas panjang setelahnya.

“Tsumu gimana keadaannya?”.

“Dia baik-baik aja. Untung tadi gue langsung bawa dia kesini. Dia lagi ngga sadar, soalnya tadi sempet diberi obat penenang”.

Aku ikut duduk disampingnya. Aku menyenderkan kepalaku di bangku tersebut. Aku menatap langit-langit rumah sakit.

“Waktu lo tadi nelpon gue, dia udah ngelakuin hal itu?”.

“Belum”.

“Belum? Maksudnya?”.

“Jadi gini. Tadi lo pas teleponan sama gue, lo denger kan gue teriak ngomong Atsumu mau kemana?

“Iya”

“Nah waktu gue ikutin dia, ternyata dia ke dapur. Ambil pisau. Tapi dia belum motong nadinya. Dia cuma gores tangannya pakai pisau itu”.

“Self-harm?”

“Iya. Waktu gue lihat langsung gue rampas kan. Terus gue nelpon lo lagi berkali-kali. Ngirim pesan juga. Karena gue terlalu fokus sama lo dan pegangan gue ke pisau itu terlalu lemah, Atsumu dengan mudahnya ambil pisau yang ada di tangan gue tadi dan langsung motong nadinya gitu aja”.

Aku ingin menangis setelah mendengar penjelasan dari Rintarou tadi. Mengapa ini terjadi lagi? Padahal sudah 1 bulan dia tidak melakukan percobaan bunuh diri? Mengapa dia melakukan hal ini lagi? Apa ini semua karena dia telah mengetahui tentang keadaannya? Dan ditambah lagi diriku yang membuatnya kecewa?

Atsumu... Mengapa... Mengapa lo seperti ini??? Gue rindu diri lo yang dulu, Tsum. Gue rindu semua kejahilan lo. Lo inget? kita selalu bertengkar karena masalah sepele. Gue rindu itu semua. Akankah lo bisa kembali seperti dulu, Tsum?

EVANESCENT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang