2 Minggu kemudian
Hari ini, hari penentuan. Hari penentuan dari nasib Atsumu sebenarnya.
Hari ini aku mengajak Rintarou juga. Karena setelah ini aku harus pergi menemui pelangganku. Aku meminta bantuannya untuk menemani Atsumu lagi ketika aku pergi.
Aku dan Rintarou menunggu. Semoga ada sedikit perkembangan hari ini. Walaupun sedikit pun, aku tetap bersyukur. Setidaknya masih ada harapan.
Terapi telah selesai dilakukan. Aku menyuruh Rintarou dan Atsumu masuk ke dalam mobil. Karena aku harus berbicara dengan fisioterapis tersebut sekarang.
“Jadi bagaimana?”, tanyaku.
“Walaupun sudah beberapa kali lagi mencoba melakukan terapi, tapi....”
Ucapannya terhenti sesaat. Namun mengapa dia seperti akan mengatakan hal yang buruk?
“Tapi masih tidak ada perkembangan. Maafkan saya. Dengan menyesal.... saya harus mengatakan ini. Saya sudah melakukan yang terbaik untuk kakak anda, tapi hasilnya menunjukkan hal yang lain”.
“Jadi....?”.
“Kakak Anda.... Dapat dipastikan akan mengalami lumpuh seumur hidup”.
Tubuhku lemas setelah mendengar hal itu. Mataku berkaca-kaca. Aku terkejut masih belum percaya kenyataan ini. Jadi memang benar-benar sudah tidak ada harapan lagi?
Aku keluar ruangan dengan langkah gontai. Aku tidak bisa membayangkan ketika Atsumu mendengar hal ini. Aku takut dirinya semakin hancur. Mungkin sepertinya aku tidak akan memberitahunya terlebih dahulu. Aku tidak mau jiwanya semakin tergoncang.
Aku masuk ke mobil. Mereka sudah di sana. Aku tersenyum. Tersenyum palsu kepada mereka. Dihatiku, ini sangat terasa menyesakkan. Aku harap mereka tidak menyadarinya.
“Rin, nanti lo langsung gue anter ke rumah gue. Habis ini gue langsung pergi soalnya. Cuma sebentar kok”.
“Oke. Nanti kalo ada apa-apa gue langsung hubungi lo. Btw tadi hasilnya gimana”.
Rintarou mengatakan hal itu lumayan keras. Aku awalnya langsung melototi dia. Untungnya Atsumu tidak begitu memperhatikan pembicaraan kita.
“Heh, soal hasil fisioterapi tadi. Nanti gue kasih tau lewat telepon. Ngga enak gue kalo Atsumu nanti denger”, ujarku dengan berbisik-bisik.
“Kenapa harus lewat telepon? Ngga langsung sekarang?”, ucapnya ikut berbisik.
“Nanti lo bakal tau alasannya”.
Aku langsung menjalankan mobilku dan mengantarkan mereka pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT [Completed]
FanfictionMiya Atsumu, seorang atlet voli yang mengalami kejadian tragis yang mengubah hidupnya. Kini ia menjadi pribadi yang berbeda dengan dirinya sebelumnya. Bisakah adik kembarnya, Miya Osamu, mengembalikan Miya Atsumu kembali menjadi dirinya sebelumnya?