【 Fantasy - Romance 】
Umji kira ia akan mati muda, namun ia malah bereinkarnasi di tubuh seorang Duchess yang sangat membutuhkan pertolongannya.
"Jadi, apa kau siap?"
"Oke, aku siap. Sangat siap! Hahahaha!"
Umji memberikan senyum manis kepada wanita...
Para pelayan yang melihat aksi kilat Lyra, sangat ingin menghentikannya, karena ada satu pesan yang belum tersampaikan. Namun terlambat, karena Lyra sudah menutup pintunya duluan.
"Kenapa kau tidak mengatakannya kepada duke Flyra tadi?" ucap salah satu pelayan memulai sesi menggibahnya.
"Ish, itu kan salahmu. Aku sudah memberanikan diri untuk mengatakan pesan dari duke Kerwin tadi," jawab pelayan lainnya.
"Sekarang, bagaimana cara kita untuk memberitahukan bahwa sebentar lagi duke Zion akan datang untuk menjemput nona Flyra?"
Flyra yang kebetulan lewat dan ingin masuk ke dalam pun tersenyum berseri seri. Ia mengangkat kedua tangannya dengan perasaan senang.
"Tenang saja, aku akan membantu kalian memberitahukannya kok!" pekiknya bersemangat, kemudian menembus kamar dan menyusul Lyra ke dalam.
Beberapa menit menunggu Lyra yang sedang mandi, Flyra dikejutkan oleh kehadiran Lyra yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Lyra!" pekik Flyra yang tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Sementara itu, Lyra tampak murung dan menatapnya tak minat.
"Ada apa?" jawab Lyra malas.
Ekspresi Flyra yang semula tersenyum, kini memandang kembarannya dengan pandangan penuh selidik. "Kau tampak murung hari ini. Ada masalah apa?"
Flyra sedikit terkejut karena pertanyaan yang ditujukan Flyra kepadanya. Jantungnya tiba tiba berdegup kencang.
"B-bukan apa apa kok!" jawab Lyra cepat. Dan hal itu malah menambah kecurigaan di mata Flyra.
Perlahan, Flyra terbang mendekati lyra. "Tatap wajahku, Ji."
Lyra menurut dan menatap wajah Flyra dengan saksama.
"Jika ada yang ingin kau bicarakan, bicarakan saja kepadaku, Ji. Tidak perlu sampai sungkan begitu," lanjut Flyra diakhiri senyum manis yang ia berikan saat kalimatnya sudah selesai.
Melihat ekspresi wajah Flyra, membuat Lyra menjadi luluh seketika. Lyra merasa bahwa ia harus membicarakan hal dan perasaan yang ia rasakan hari ini, karena pemilik tubuh yang ia pakai saat ini adalah milik flyra, bukan miliknya sendiri.
Maka dari itu, Lyra berjalan pelan menuju jendela kamarnya, kemudian memandang ke luar dengan tatapan bingung.
"Entah kenapa, setelah Zion mengatakan hal memalukan–maksudku menyatakan perasaannya seperti itu tadi, aku jadi merasa gugup dan tak berani muncul di hadapan Zion lagi," kata Lyra yang merasa cemas.
Namun setelah mendengar ucapan Lyra, Flyra malah memasang wajah bangganya sembari berkata, "jangan khawatir. Dia bilang itu padaku kok, bukan kepadamu," jawabnya santai dan tanpa basa basi, membuat Lyra merasa tertampar oleh kenyataan tersebut.
Lyra terkekeh pelan mendengar jawaban Flyra. "Hmm... benar juga. Mungkin ini adalah reaksi dari tubuhmu karena Zion sudah mulai menyukaimu," sangkal Lyra sembari berusaha menenangkan detak jantung yang kian membara di hatinya saat ini.
Lyra mengalihkan pandangannya dari Flyra, kemudian menatap jejeran pohon yang dengan mudahnya berkibar karena ditiup angin malam. Ia memegang dadanya yang masih berdegup kencang.
"Baiklah, mari kita bersiap siap untuk pesta malam ini!" pekik Flyra bersemangat, disusul Lyra yang hanya tersenyum tipis di belakangnya.
'Mungkin jantung ini mengikuti perasaan Flyra. Maka dari itu ia berdegup kencang. Ah, sudahlah aku harus sadar posisiku saat ini,' gumam Lyra dalam hati.
***
"Ini sudah bagus, Ji. Kau terlihat sangat menawan dengan balutan baju ini. Sayangnya, orang orang disini tidak terbiasa mengenakan rok pendek diatas lutut seperti gaun yang sedang kau pakai saat ini," cerocos Flyra sembari terbang mengitar Lyra.
Lyra tertawa canggung mendengar ucapan panjang yang dilontarkan oleh Flyra. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Apakah Flyra sedang memujinya? Atau malah menyindir nya? "I-ini sebenarnya bukan gaun, sih...."
Ketika Lyra sedang asyik bersiap sembari berbicara dengan Flyra, seseorang datang dan mengetuk pintu kamar Lyra.
Lyra tidak perlu repot repot membuka pintu lagi, karena Flyra dengan cepat terbang keluar dari ruangan untuk memeriksa siapa orang yang datang.
Beberapa saat kemudian, Flyra datang dengan wajah yang berseri seri, seolah dirinya telah diberkati dengan kebahagiaan seumur hidupnya.
Lyra memandangnya dengan tatapan ingin tahu yang sangat besar. "Apakah kabar yang kau terima se-menyenangkan itu?" tanya Lyra menyindir, karena sedari tadi Flyra hanya tersenyum diam di tempatnya tanpa memberitahukan apa yang sedang terjadi.
"Hehehe... Apa kau tidak mau membuka pintunya? Disana sudah ada Zion loh!" kata Flyra berapi api.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Annyeong Chingu :"
Masih sabar nunggu tiga trio debut? Kalo aku sih masih q(❂‿❂)p