【 Fantasy - Romance 】
Umji kira ia akan mati muda, namun ia malah bereinkarnasi di tubuh seorang Duchess yang sangat membutuhkan pertolongannya.
"Jadi, apa kau siap?"
"Oke, aku siap. Sangat siap! Hahahaha!"
Umji memberikan senyum manis kepada wanita...
"Dan sesuai perjanjian kita, jika aku menyukai Flyra, maka aku tidak akan merebut wilayahmu," terang Zion sembari mengelap keringat yang masih berjatuhan di wajah tampannya.
Tanpa aba aba, duke Kerwin membuang pedangnya dan memeluk Zion dengan sayang.
Di tengah pelukan mereka, seorang prajurit yang kebetulan melewati kamar Zion, melihat Lyra yang sedang mengintip dengan nikmatnya.
Prajurit itu tersenyum bahagia mengingat kebersamaan mereka tadi saat latihan. Prajurit tersebut kemudian berjalan mendekati Lyra untuk memberi salam dengan rasa bahagia.
"Salam untukmu nona Flyra," ucapnya lantang sembari membungkukkan badan kepada Lyra yang masih membelakanginya.
Lyra yang mendengar suara lantang di belakangnya tak sengaja membuka pintu kamar, mengakibatkan suasana menjadi canggung diantara mereka bertiga.
"Eh?" kata Lyra masih belum sadar.
"Flyra? Apa yang kau lakukan disini, Nak?" tanya duke Kerwin yang melepas pelukan mereka berdua.
"Ah, itu...."
Zion memperhatikan ekspresi wajah Lyra yang tampak berbeda. Kedua mata Zion membesar setelah memikirkan apa yang barusan terjadi. "Apa kau mendengar pembicaraan kami?" tanya Zion.
Lyra terbelalak kaget. Ia begitu gelagapan sampai tangannya bergetar karena takut. "B-bukan begitu kok!! A-aku akan kembali ke kamar sekarang juga. Salam untuk kalian!"
Lyra langsung berbalik dan meninggalkan duke Kerwin dan Zion serta sang prajurit yang memandang kepergiannya dengan tatapan penasaran.
*
*
*
Sesampainya ia di kamar, Lyra langsung mengusir para pelayan yang tadi ditugaskan untuk membersihkan kamarnya.
Dan sekarang, Lyra sedang merebahkan dirinya dan memandang langit langit kamar. Membayangkan ucapan yang terlontar di bibir Zion tadi.
"Umji!! Aku sangat bahagia hari ini!"
Berbanding terbalik dengan Lyra yang entah kenapa menjadi semakin gelisah, Flyra justru merasa senang atas ucapan Zion.
Namun melihat Flyra yang tampak bahagia seperti itu membuat Lyra mau tak mau ikut mengembangkan senyumannya. "Selamat untukmu, Flyra," ucap Lyra sembari memberikan eye smile yang tampak kaku di mata Flyra.
Merasa tak enak, Flyra segera berhenti berjingkrak dan terbang ke samping Lyra yang sedang merebahkan diri di atas kasur empuknya.
"Aku akan berkeliling keluar untuk melihat lihat. Selama itu, nikmati waktumu, Ji!" Setelah itu, flyra menghilang bak ditelan angin.
Lyra menghela napasnya kasar. Tiba tiba, ia memikirkan kehidupan yang sebelumnya ia jalani.
Lyra berpikir, apakah sekarang dunianya masih berlanjut?
Jika iya, bisakah ia kembali dan melepaskan dunianya yang sekarang?
Lyra terkekeh kecil membayangkan semua hal tersebut. "Itu konyol sekali. Aku sudah mati tertusuk 'kan," gumamnya menertawakan diri sendiri. Aneh memang.
"Tapi, bagaimana jika tiba tiba aku menghilang? Pemilik tubuh yang sebenarnya bahkan masih disini bersamaku," gumam Lyra merasa frustasi.
"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" gumam Lyra lagi sembari berpikir.
Beberapa saat kemudian, Lyra mulai mengantuk. Ia menguap, kemudian menggeser tubuhnya ke atas dan bersiap untuk tidur.
"Mungkin aku akan tidur sebentar."
*
*
*
'Tok tok tok!'
Pintu diketuk secara perlahan oleh salah satu pelayan yang berada di depan kamar Lyra.
"Nona Flyra," panggil salah satu pelayan yang diminta oleh duke Kerwin untuk menyampaikan pesan.
Lyra yang masih tidur menjadi terbangun mendengar suara berisik di luar kamarnya. Perlahan, ia bangun dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya.
"Jiaelah, nggak dikunci lho, kenapa nggak langsung masuk aja sekalian?" ucap Lyra sembari menguap lebar. Dilihatnya satu persatu pelayan yang berbaris dan menunduk di depannya saat ini.
"E-ehh... Selamat malam nona Flyra. Kedatangan kami disini untuk mengantarkan pesan dari duke Kerwin," kata salah satu pelayan memberanikan diri.
Lyra terperanjat ketika mendengar kata 'selamat malam'. Memangnya ini sudah malam?
Buru buru, Lyra melirik kesana kemari untuk memastikan bahwa sekarang sudah malam.
"Lah? Kok sudah malam?! Kenapa kalian tidak membangunkanku? Pestanya bagaimana?" pekik Lyra heboh, mengejutkan para pelayan yang berada di depannya.
Mereka semua gemetar mendengar seruan kemarahan majikannya yang seperti ini.
"Pestanya belum di mulai sebelum kehadiran anda, Nona. Jadi, duke Kerwin meminta anda untuk segera bersiap siap dan datang ke pesta supaya pestanya segera dimulai," ujar pelayan satu dengan tergagap.
Lyra menghela napas lega mendengar bahwa pestanya belum di mulai.
"Baiklah, kalian boleh pergi. Aku akan segera bersiap secepat kilat," balas Lyra kemudian menutup pintu kamarnya dengan cepat tanpa memedulikan para pelayan yang ingin mengatakan sesuatu lebih banyak lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
=======
Haloo ⁄(⁄ ⁄•⁄ω⁄•⁄ ⁄)⁄
Maaf baru bisa up sekarang T_T
Jujur aja, beberapa minggu ini aku tidak bisa memberikan vite, komen, ataupun publish cerita aku di wattpad karena belum verifikasi akun.
Aku udah coba masuk lewat email sama goggle, tapi tetep nggak bisa. Dan akhirnya aku login dengan Facebook baru bisa sekarang. Ini aku aja langsung cepet cepet publish, takut eror lagi wkwk. Chapter berikutnya akan aku update sabtu ya.~
Semoga banyak yang masih setia nungguin book ini update sampe tamat. T-T