Epilog

112 17 8
                                    

Rumah sakit Gangdong dalah rumah sakit elit yang terletak di Seoul. Terlihat berbagai macam orang yang berlalu lalang di rumah sakit.

Beberapa dokter tampak berjalan dengan terburu buru sembari membaca sesuatu di tangannya, dan perawat mengikutinya sembari membawa barang keperluan di tangannya. Sementara itu, terlihat banyak orang yang berlalu lalang di sekitar lobi dan pintu masuk rumah sakit.

Banyak orang yang memilih untuk berobat di rumah sakit ini karena letaknya yang cukup strategis, kenyamanan terjamin, dan keselamatan pasien adalah hal yang utama di sini.

Hampir semua kamar di rumah sakit ini adalah kamar VIP, yang menandakan bahwa rumah sakit ini hanya untuk kaum elit saja.

Di salah satu kamar VIP yang berada di rumah sakit tersebut, terdapat seseorang yang terbaring lemas di ranjang yang cukup besar itu. Berbagai macam alat medis bersarang di tubuhnya yang semakin hari semakin kurus.

Tak jauh dari ranjangnya, terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang duduk dengan pandangan kosong di sofa.

Suara yang terdengar di televisi yang ia nyalakan tak mampu membuatnya tertawa sama sekali.

Tiba tiba, terdapat suara ketukan yang cukup nyaring. Seorang pria paruh baya masuk ke dalam kamar. Pria yang awalnya tersenyum itu menjadi sedih ketika melihat istrinya yang masih saja termenung menunggu anaknya yang sedang koma.

"Jessica," panggil pria paruh baya tersebut. Pria tersebut menepuk bahu Jessica dengan lembut, kemudian menyodorkan sekantong makanan yang baru saja ia beli.

Wanita paruh baya yang diketahui bernama Jessica itu menerima bungkusan yang diberikan olehnya, kemudian menaruhnya di meja dan kembali melamun seperti semula.

Pria paruh baya disebelahnya merasa sedih melihat istrinya yang terus melamun itu. Dengan segera, dirinya duduk di samping jessica, dan memeluknya dengan hangat.

"Tak apa, Umji pasti akan segera bangun. Jangan khawatir," ucapnya yang menghibur Jessica karena Umji yang masih terbaring lemah di hadapan mereka.

Mata Jessica tak pernah lepas dari ranjang. Karena Umji adalah anak tunggal, Jessica sangat menyayangi Umji dan telah membesarkannya sebagai harta karun selama ini.

Mendapat kabar tentang kejadian pembunuhan yang terjadi pada anaknya beberapa bulan yang lalu, telah mengubah hidupnya secara drastis.

Suatu keajaiban, Jessica melihat pergerakan jari jari Umji. Wanita paruh baya tersebut berdiri, dan dengan cepat berlari ke ranjang. Jungwoo—Ayah Umji—yang mengerti situasinya segera memanggil dokter.

"Nak, tolong bukalah matamu. Ini Ibumu."

"Tolong bukalah untukku."

"Ayo, kau pasti bisa membukanya!"

Jessica memberi semangat kepada Umji yang sedang memegang tangannya dan berusaha untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Setelah beberapa kali percobaan, Umji berhasil membuka matanya.

*
*
*

Ruangan ini sangat terang. Ah, sudah lama sekali aku tidak mencium bau rumah sakit seperti ini. Apa aku bermimpi lagi, ya?

Ah, tunggu sebentar. Bukankah tadi aku sudah tertembak oleh anak panah milik Sean? Lalu di mana ini?

Apa aku bertransmigrasi lagi?!

Atau sebenarnya dunia Flyra itu hanyalah mimpi?

"Tolong bukalah untukku."

"Ayo, kau pasti bisa membukanya!"

Samar samar, aku mendengar suara seorang wanita yang berteriak di dekatku, namun aku tidak yakin karena suaranya yang sangat pelan terdengar di telingaku. Namun aku tampaknya cukup akrab dengan suara ini.

Aku membuka mataku dengan paksa karena penasaran. Tampak seorang wanita paruh baya di depan mataku saat ini. Wajahnya masih buram, mungkin karena mataku yang masih belum beradaptasi.

Baru hitungan detik berlalu, sekarang muncul dua orang lagi di depan mataku, dua orang pria paruh baya. Yang satu sih penampilannya seperti dokter. Dia mulai memeriksaku.

Lamat lamat, aku mulai bisa melihat wajah wajah tersebut.

Ibu? Apakah itu dia? Dan apakah pria disebelahnya itu adalah ayah? Apa aku bermimpi?

Ah, ini tidak mungkin bagiku yang sudah meninggal akan hidup kembali seperti ini.

Tunggu. Jika ini benar benar terjadi, apakah aku kembali ke dunia pertamaku?

Lalu ini disebut kehidupan pertama atau ketiga, ya?

Banyak pertanyaan yang bermunculan di pikiranku. Namun sialnya, mataku sangat berat saat ini, dan tiba tiba saja aku mengantuk. Yasudah aku tidur saja dulu. Semoga ini bukanlah mimpi.

*

*

*

Empat bulan setelah Umji terbangun, orang tuanya memutuskan untuk membawanya kembali ke rumah dan memberikan perawatan privat untuknya di sana.

Jessica, selaku Ibu Umji, menyadari bahwa ada yang berbeda dengan anaknya sejak dirinya siuman kala itu. Namun ia tetap berusaha ceria untuk menghibur anaknya yang saat ini sudah sehat dan kembali kepadanya.

Sejak kejadian tersebut, Umji memutuskan untuk pensiun dari dunia hiburan. Banyak dari fansnya yang menyayangkan hal tersebut.
Namun Umji sudah memilih jalannya sendiri dan memutuskan untuk beristirahat dalam satu tahun penuh sejak ia sadar dari komanya.

/// /// /// ///

Part 2 menyusul yaa~
Jangan lupa tinggalkan jejak yang terakhir kalinya di book ini. Yang udah vote, mantappp 👍👍

FINGERTIP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang