15

13.6K 1.4K 25
                                    

“Terkadang cinta tak butuh alasan untuk jatuh pada pilihannya.

Dan terkadang pula cinta butuh lebih dari miliaran alasan untuk jatuh pada pilihannya”

.

.

.

Aku tidak pernah bermaksud merahasiakan kejadian di club dari Rain sendiri, tapi aku tidak dapat menemukan momen yang tepat untuk memberitahunya saat itu.

Selama liburan aku merasa dia menjadi lebih dekat dan santai denganku. Dan entah bagaimana aku menemukan sisi yang berbeda darinya. Rain banyak menunjukkan keceriaan dan tawanya. Aku tidak ingin menghancurkan perasaan itu dengan berita buruk yang dia alami.

Tapi, ternyata aku salah. Rain akhirnya tahu di waktu yang tidak tepat dan itu dari Theo yang baru di bebaskan karena pelaku sebenarnya baru di ketahui dan di tangkap. Itu adalah Arjuna.

Dosen yang di hormati dan juga cukup akrab dengan Rain sendiri. Aku tahu ini tidak cukup rasional dengan beralasan kalau aku juga tidak memberitahunya karena aku tahu Rain sangat menghormati dosennya.

Dan setelah dia akhirnya tahu, semua yang telah aku perjuangkan dan aku coba untuk bersamanya selama ini hancur begitu saja pada malam itu.

Rain menjadi sosok yang lebih dingin dari sebelumnya. Dia mengabaikanku, bahkan tidak melihatku sedikit pun. Tidak ada kepedulian dari dirinya.

Aku mencoba menjelaskannya, tapi dia tidak menghiraukanku. Aku masih berusaha untuk mendekatinya tidak peduli seberapa sibuknya aku dengan perusahaan yang sedang aku tangani, tapi semua itu tidak menggerakkannya sama sekali.

Sejujurnya aku juga sangat marah pada diriku karena tidak bisa menjaga Rain dengan lebih baik. Aku tahu siapa Arjuna, pria itu sangat terobsesi dengan Nanda dan di antara kami dia terkenal sebagai penguntitnya. Tapi aku tidak membiarkan Rain menjauh dari orang itu, karena dia masih dosen yang baik.

Ketika dia tidak menjawab teleponku, aku benar-benar khawatir. Tidak seperti biasanya dia juga mengabaikan pesanku dan tidak menjawab panggilan Raka ketika aku menyuruhnya menelepon temannya.

Sampai tiba-tiba aku mendapat panggilan dari nomor Rain, tetapi yang terdengar adalah suara perempuan yang merupakan pegawai di club. Tidak, perempuan itu adalah mama Rain sendiri.

Di hari valentin aku membawa harapan terakhir tentang perasaanku. Aku ingat Rain sudah tidak mau lagi hadiah dariku, jadi aku hanya memberi tahu dia tentang perasaanku.

Dengan bantuan Alden, aku mendapat informasi dengan mudah kalau dia pergi ke perpustakaan. Sampai di sana aku langsung tahu ke mana harus pergi, karena tempat itu sudah sangat familier untukku.

Di sudut perpustakaan yang agak gelap karena kurang terpapar cahaya lampu dia duduk memandang ke luar jendela. Langit mendung yang kelabu itu menjadi perhatiannya. Saat aku duduk di sebelahnya dia langsung menghindar, tapi aku menahannya.

Aku hanya diam selama beberapa saat. Aku pikir dia akan pergi, tapi ternyata tidak.

Dan tidak peduli seberapa lama aku menatapnya dari tempatku, dia tidak sedikit pun bergeming. Ketika itu pikiranku berkecamuk dengan harapan dan rasa takut yang mengintimidasiku.

[BL] REFRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang