22

8.4K 933 31
                                    

Jika hal buruk yang menimpamu terasa berat.

Ingatlah bahwa itu karena Dia ingin kamu tahu arti hadiah yang sesungguhnya.”

.

.

.

Aku berpikir masalah foto yang di unggah di forum itu akan mereda
dalam beberapa waktu, seperti sebelum-sebelumnya. Tapi kenyataannya tidak seperti yang aku bayangkan.

Arka sudah menyuruhku meninggalkan forum, agar aku tidak melihat komentar yang di tinggalkan oleh mereka.

Lalu kita berdua juga melacak ID anonim yang membuat postingan itu dengan bantuan Yovin, mahasiswa ilmu komputer yang juga teman Bara. Tapi ternyata ID yang di gunakan adalah ID milik mahasiswa yang sudah lulus.

Pencarian itu sia-sia.

Dan aku sendiri sedikit menjaga jarak dan berhati-hati ketika bersama Arka di luar. Dia pasti mengerti ketika aku menolak berpegangan tangan atau merangkul pundakku ketika berada di luar.

“Rain, aku bakal terus cari orang yang bikin postingan itu,” ungkap Arka saat kita duduk berdua di gazebo kampus.

Aku menoleh padanya, kami duduk dengan jarak yang cukup untuk satu orang mengambil tempat duduk di antara kita.

“Ngapain di cari lagi?” tanyaku agak sengit.

Akhir-akhir ini aku menjadi lebih sensitif. Selain karena masalah di kampus, aku juga harus menghadapi ibuku yang tidak mau menceritakan apa pun padaku.

“Aku nggak mungkin bisa diem aja. Terutama lihat kamu jadi kayak gini, gimana aku bisa biarin gitu aja?”

Aku menghela nafas pendek, lalu bertanya.

“Kalaupun ketemu orangnya, terus mau kamu apain?”

“Itu keputusan kamu. Aku juga mau beresin masalah ini, Rain.”

“Aku tahu, tapi habis itu apa? Kamu mau nyuruh orang itu hapus postingannya? Nggak akan ada yang berubah meskipun kita ngelakuin itu.”

Bahkan jika postingan itu di hapus, orang-orang itu akan semakin berpikir jauh lebih buruk.

Sebelum Arka mengatakan sesuatu, teman-temannya datang dan menyerbu bangku yang kosong.

“Lagi ngobrolin apa lo pada?” seru Dewa sambil merangkul Arka dan mengisi jarak kosong di antara aku dengannya.

“Aku pergi duluan,” pamitku seraya beranjak pergi.

Aku juga menolak menginap di apartemen Arka sejak adanya postingan itu. Karena orang yang menyebarkan foto kita adalah seorang penguntit.

Ah! Atau jangan-jangan, orang ini termasuk orang yang menyukai Arka?

Karena salah satu foto yang mereka sebarkan itu menunjukkan aku dan Arka berjalan masuk ke lobi apartemen sambil berpegangan tangan. Dan foto itu berubah lokasi, menjadi ke sebuah hotel mewah bintang lima.

Kenapa aku tidak memikirkan itu? Tentu saja orang yang membenciku adalah orang yang juga menyukai Arka.

Mungkin kah mereka salah satu dari admin akun fans Arka?

“Rain,” tegur mama sambil melambaikan tangan di depan wajahku.

“Hm?”

“Kamu ngelamun? Kenapa?” tanya mama dengan wajah khawatir.

[BL] REFRACTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang