24.5 "Cinta yang Berlebihan."

561 53 51
                                    

Maxima POV

Sudah 7 hari berlalu, semuanya seperti mimpi. Indonesia dan Netherlands sampai sekarang masih menyelidiki rahasia di balik puing-puing bangunan. Iriana nge-drop, dia lebih sering mengurung dirinya di kamar. Alexander sering membujuknya tapi percuma, dia tidak mau mendengar siapa-siapa.

Ya sekarang aku di kamarnya bersama Willem.

"Iriana keluar yuk."

Iriana menggeleng sambil memalingkan mukanya. Willem menghela nafas. Aku pun mencoba memeluknya tapi dia tak mau, dia memberontak.

"Tidak mau...aku takut..."

Willem melihat ke arahku, "Dia trauma."

Aku mengangguk. Kami hanya memperhatikan Iriana yang meringkuk di kasur. Willem menghela nafas dan berkeliling kamar, ia mengambil foto pernikahan Jokowi-Iriana.

"Dia membawanya? Dia dulu gondrong ternyata."

Aku otomatis menyindir suamiku, "Dia memang gondrong, tapi tidak sekeparat dirimu."

Dia tertawa kecil dan aku tersenyum. Aku melihat Iriana murung, ia kembali menangis. Alexander langsung menenangkannya kembali.

"Maaf, aku membuatmu kembali mengingat itu."

Iriana mengangguk lalu menutup dirinya dengan selimut. Willem dan aku menghela nafas.

Waktu berjalan cepat, tak terasa satu bulan berlalu. Sikap Iriana berubah 180°. Tak ada namanya senyuman dan kehangatan dalam dirinya. Dia menjadi benar-benar sensitif dan tak kenal ampun. Satu kesalahan anda buat, anda bisa hilang dari dunia ini.

Aku berhadapan dengannya sekarang. Ia hanya menatapku tajam lalu pergi. Aku melihat banyak bercak darah dari di tangannya, entah dia baru berbuat apa. Indonesia menuju ke arahnya, ia seperti menghentikannya. Iriana melepas tangan Indonesia kasar, warna matanya berubah.

"Jangan hentikan aku."

Matanya kembali normal lalu pergi begitu saja. Indonesia mendekati diriku, menanyakan kenapa matanya bisa berubah seperti itu. Aku hanya menggeleng, ia pun menghela nafas.

"Dia tak akan bisa dihentikan. Itu Iriana yang baru."

"Apakah kita bisa mengembalikan dirinya yang lama?" Tanyaku

"Mustahil, seandainya Jokowi kembali."

Kami berdua menghela nafas. Tiba-tiba Willem dan Neth melintas, mereka meminta kami berdua turun ke ruang tamu. Kami hanya mengangguk dan mengikuti mereka. Kami saling duduk berhadapan dengan mereka, Neth memberikan selembar kertas.

"Apa ini?" Tanya Indonesia sambil mengambilnya.

"Surat dari Jokowi," jawab Neth singkat.

"Tapi kami tak terlalu tau pesan yang ia maksud. Aku hanya menyamai tulisan yang telah ia buat dan pembicaraan kami waktu itu, yang asli setengahnya telah terbakar."

Aku melihat, isinya:

Untuk, Semuanya.

Maafkan aku tak menjelaskan semua ini dari awal. Karena tak bisa lama-lama akan kujelaskan ini secara singkat. Di rumah ini ada buku aneh yang diselubungi kekuatan hitam, kalian harus mengungkap isi buku tersebut. Tapi hati-hati, buku itu dapat membuat pembacanya meluapkan perasaan yang ia simpan selama ini, atau mungkin buku membuatmu dikendalikan seseorang. Buku itu mungkin biang keladinya, kalian harus mencari tau itu. Aku akan mengurus hal lain. Terimakasih.

Dari, Joko Widodo.

Aku mengangguk dan melirik ke arah belakang, ada Iriana. Aku tersentak. Ia seperti membacanya sekilas lalu pergi meninggalkan kami. Aku menatapnya khawatir, semoga dia akan baik-baik saja mengetahui hal ini.

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang