22. "Magis."

342 48 16
                                    

Alexander memakirkan mobilnya lalu mereka berdua masuk lewat pintu belakang. Mereka berdua melihat keadaan. Jokowi mematikan CCTV dengan jentikan jari. Tak lama, Alexander memberi isyarat menyuruh Jokowi maju.

"Sekarang sudah malam, kemungkinan besar mereka sudah tidur." Alexander melihat lagi keadaan dibalik tembok. "Oh ya, bagaimana kau bisa menyimpulkan keadaan Iriana begitu cepat?"

"Tadi dimobil..."

Flashback

Jokowi berlari dengan cepat menuju mobilnya. Ia menidurkan Iriana di bangku belakang. Namun saat ia mau langsung berangkat, ada hal yang menarik perhatiannya.

"Luka ini benar-benar dalam..."

Jokowi memperhatikan luka Iriana, ia menggenggam kedua tangan Iriana lalu memejamkan matanya.

"Kekuatan ini..." Jokowi sedikit melihat flashback-kan Iriana, ternyata ia menekan Dutch Republic di dalam tubuh Maxima. Tapi kekuatannya benar-benar lemah. "Iriana...ternyata kau..."

Jokowi mengambil selembar tisu dari sakunya dan menyeka sedikit darah milik Iriana, lalu memasukkannya ke dalam saku lagi.

"Jika firasatku benar ini akan berhasil."

Flashback end

"Oh begitu. Aku mengerti."

Mereka sekarang berjalan menuju ruang keluarga. Di sana kosong. Alexander dan Jokowi maju lagi ke atas, ke kamar Netherlands.

Alexander membuka pintu dengan cara tak elit, alias ditendang. Jokowi hanya oh saja melihat itu.

"Kok ga ada?"

Alexander melihat ke sana dan kemari, Jokowi hanya melihatnya saja. Tiba-tiba ia mendengar dentingan piano, tapi samar-samar. Ia menepuk bahu Alexander, Alexander pun langsung meliriknya.

"Tadi kau mendengar suara piano?"

"Tidak. Tunggu...piano?"

Jokowi mengangguk. Alexander langsung menarik tangannya dan turun ke bawah. Jokowi hanya diam saja. Hingga sampailah dia pada suatu tempat. Sebuah ruangan besar tapi hanya ada satu piano dan lampu di tengahnya. Itu yang terlihat oleh mereka.

Alexander melepaskan Jokowi dan masuk. Terlihat ada seseorang menggunakan jas hitam yang sedang memainkan piano dengan nada tak beraturan.

"Nah kan...ketemu. Thanks."

Alexander menarik jasnya dengan keras, hingga timbul suara sobekan. Dia berbalik, mata hitam pekatnya memandang tajam raja Belanda.

"Keluar kau...CEPAT!"

"Harusnya aku menghalangi Iriana Jokowi dahulu." Ia menengok dan menghentikan permainannya. Jokowi kaget.

"Netherlands?"

"Dia bukan aku," celetuk Alexander.

"Jangan sok asik anjir."

Netherlands hanya menatap datar mereka. Ia lantas melempar sebuah buku, untuk menarik perhatian. Isinya bertebaran dimana-mana.

Jokowi meliriknya sinis, "Kau akan melawan kami?"

Neth tersenyum, "Aku tidak akan melawan kalian, kecuali...kau Jokowi."

"Maksud?"

"Berikan tisu dalam sakumu itu," pinta Neth sambil mengulurkan tangannya.

Jokowi mengeluarkan tisu tersebut, tisu itu otomatis sedikit melebar, ia pun melemparnya. Ia lalu mendekati Neth, sepintas Neth melihat mata merahnya berbinar.

Please, Help me...|| Countryhumans Netherlands x Indonesia [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang