"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."
© Story of "Wahai Azarine" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
."Untuk pertemuan kita berikutnya. Aku menyebutnya takdir. Tuhan turut andil bagian, menghadirkan kamu di kehidupanku."
•••
Ketenangan biasanya selalu terlihat di Desa Baluka menjelang malam hari, saat para warga beristirahat setelah seharian bekerja di ladang jagung, mengembalakan hewan ternak, ataupun melakukan perjalanan jauh berkilo-kilometer untuk mencari air. Para warga desa akan duduk di depan rumah, saling bercengkerama ataupun berbaring di lantai dingin rumah untuk menutup hari dengan ketenangan.
Namun ketenangan itu harus terusik saat Mosa berteriak dan membawa kabar ada sesosok mayat ditemukan di danau Laran. Sehingga berbondong-bondong para warga menuju danau, dengan rasa takut serta cemas, ingin memastikan perkataan Mosa benar atau sekedar menyakinkan kalau keluarga mereka bukanlah mayat tersebut.
"Siapa yang tenggelam?"
"Bukan warga kita, 'kan?"
"Bukan warga Desa Baluka, 'kan?"
"Mayat itu lelaki."
"Bagaimana bisa dia tercebur ke dalam danau? Dan bagaimana bisa pagar rusak dan dimasuki orang?"
"Bapak Tuba mana? Panggil kepala desa sekarang. Dia harus tau soal ini. Kita harus mengeluarkan mayat itu dari danau secepatnya."
Para warga Desa Baluka saling bicara dan melempar pertanyaan satu sama lain. Hanya bisa menatap dari kejauhan pada sesosok mayat yang jadi pusat perhatian. Sedangkan papan peringatan, 'DILARANG MASUK KE DALAM DANAU. AIR BERACUN. BERBAHAYA.' sudah rusak, terinjak-injak oleh kerumunan warga yang mengelilingi danau. Tidak satu pun dari mereka yang berani mengambil tindakan. Hidup berdampingan dengan danau Laran selama bertahun-tahun, membuat mereka tahu resiko apa yang terjadi jika masuk ke dalam air.
Namun tampaknya ada satu orang yang tidak bisa hanya berdiam diri dan menunggu pertolongan datang. Anita Cendana berlarian di sekitar danau sedangkan kedua matanya mengamati jeli sesosok mayat yang ada di tengah danau. Ada yang menarik perhatian Anita sedari tadi. Nalurinya sebagai seorang dokter mengatakan ada yang salah dengan mayat itu.
"Dokter Anita sebenarnya ada apa?" tanya Kalere. Gadis itu mengikuti kemana pun Anita berlari. Napasnya ngos-ngosan karena Anita tidak kunjung berhenti mengeliling danau. "Dokter Anita, tolong beritahu saya," pintanya.
"Saya merasa ada yang janggal Kalere," jawab Anita. Dia mengarahkan telunjuknya ke danau. "Saya melihat pergerakan dari mayat itu. Saya tidak yakin kalau dia sudah mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Azarine
Spiritual[Spiritual-Romance | Doctor Soldier Romance] Tentang Anita (Azarine) yang memiliki kehampaan dalam hidup dan meragukan keberadaan Tuhan. Anita memutuskan menjadi dokter relawan di perbatasan Indonesia-Timor Leste setelah kepergian lelaki yang dia ci...