[10] Kerudung Merah

60K 6.6K 190
                                    

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."

© Story of "Wahai Azarine" by @NailaAfra

***

"Kupanggil namamu wahai engkau perempuan berkerudung merah."


***

Ketika malam menyambut di Desa Baluka, Kepala desa Tuba Moa mengumpulkan warga dan para tentara di balai desa, pembahasan mereka adalah tentang pemuda yang ditemukan di danau Laran beberapa hari lalu. Pemuda itu akhirnya sadar dan sekarang duduk di tengah warga desa dalam keadaan linglung dan bingung.

"Jadi kamu tidak ingat apa yang terjadi waktu itu? Kenapa kamu ada di danau dan tenggelam di sana?" tanya Tuba pada pemuda yang mereka selamatkan, dia memiliki ciri khas yaitu beberapa jari-jeraminya cacat akibat penyakit kusta.

Pemuda itu menggelengkan kepala dengan frustasi. "Saya tidak ingat. Saya tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Tunggu, apa saya punya keluarga? Di mana mereka sekarang?"

Semua warga Desa Baluka, para tentara dan juga Hamdi beralih menatap Anita yang duduk di samping si pemuda. Anita memahami arti tatapan mereka.

"Secara fisik kondisinya sudah membaik tapi tampaknya dia menderita amnesia makanya dia tidak bisa mengingat apapun. Dia sudah seperti itu semenjak dia sadar," jelas Anita.

"Kamu tidak membawa barang apapun sama sekali. Saat saya menemukan kamu di danau, cuma tubuhmu saja yang saya temukan. Benar, kamu tidak bisa mengingat apa yang terjadi sama kamu hari itu?" tanya Hamdi menatap lekat si pemuda yang segera menundukkan kepala.

"Saya tidak ingat. Demi Tuhan, saya hanya ingat terbangun di klinik. Cuma itu saja." Pemuda itu kemudian terlihat panik, dia mengedarkan pandangannya pada warga desa.

"Dan keluarga saya? Bagaimana dengan mereka? Tolong bantu hubungi mereka, saya yakin mereka mengkhawatirkan saya sekarang," pintanya, memohon.

"Serda Fikri, kamu sudah mendapatkan kabar?" tanya Hamdi.

"Siap, tidak Komandan. Saya sudah menghubungi pos lain di beberapa desa, tapi saya tidak mendapatkan kabar soal warga yang kehilangan anggota keluarga mereka. Mungkin saya harus memeriksa lebih lanjut lagi, meminta bantuan dari markas besar komando untuk mencari tau identitas pemuda ini," jawab Fikri.

"Apa mungkin dia korban dari kelompok penjahat Calvis? Mungkin saja bukan? Dia kehilangan barang bawaannya dan semua harta miliknya." Ikol menyela dan memberikan dugaan.

Saat nama Otris Calvis disebut, semua warga desa duduk dengan gelisah. Nama itu sangat tabu untuk disebut, membuat mereka takut dan seketika dibayang-bayangi oleh mimpi buruk.

Wahai AzarineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang