"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."
© Story of "Wahai Azarine" by @NailaAfra
.
."Wahai sungai Nil, jikalau engkau mengalir karena dirimu maka janganlah mengalir. Namun jika yang mengalirkanmu adalah Allah, maka mintalah kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk mengalirkanmu kembali."
***
Markus menuntun Hamdi ke ranjang klinik, lelaki itu sudah bolak-balik ke toilet untuk memuntahkan semua isi perutnya. Wajah Hamdi pucat pasi sedangkan punggung tangannya tertusuk jarum infuse. Kalere mengikuti Hamdi dari belakang, membantu memegangi botol infuse.
"Ya Allah, Astagfirullah, perut saya mual banget." Hamdi mengeluh, merangkul pundak Markus sebagai pegangan.
"Itulah kenapa dari awal letnan tidak bilang sama dokter Anita kalau punya alergi stroberi, kalau bilang pasti tidak kejadian seperti ini kan." Kalere menimpali. "Terlalu gengsi sih! Sok cool." Gadis itu menambahkan dengan menyindir, sedangkan kedua mata menyipit pada Hamdi.
"Kalere, saya cuma ingin bersikap baik, bersikap sopan. Saya tidak ingin menyinggung perasaan Dokter Anita karena dia membuat nasi goreng itu dengan susah payah," alasan Hamdi. Dia mengelus perut lagi, rasa melilit membuatnya meringis. "Duh! Obat alerginya sudah bereaksi atau belum sih, kok saya masih keringat dingin."
"Alasan! Letnan cuma tidak ingin terlihat lemah di depan Dokter Anita, 'kan? Selalu ingin terlihat sempurna di depan Dokter Anita," ujar Kalere menyudutkan dan Markus mendengkus tertawa, tampak mengiyakan.
"Kata siapa? Saya itu tidak suka melukai perasaan perempuan. Dosanya bakalan banyak. Adu-duh mules lagi 'kan! Balik ke toilet lagi, bantu saya Markus," pinta Hamdi, dia merangkul pundak Markus. Namun langkahnya terhenti saat Anita masuk klinik dan muncul di depannya. "Markus silakan pulang, saya baik-baik saja. Saya ingin istirahat."
Hamdi tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan mendorong Markus.
"Tapi bukannya Letnan Hamdi minta tolong sama saya untuk dituntun ke toilet?" tanya Markus, heran melihat Hamdi yang juga merebut botol infuse dari tangan Kalere. "Bukannya Letnan bilang mules. Letnan ingin buang..."
"Stttt!"
Hamdi memotong perkataan Markus.
"Kamu terlalu mencemaskan saya Markus. Saya baik-baik saja. Cuma butuh istirahat sebentar di klinik, lalu setelah itu saya kembali ke barak," ujar Hamdi, dia berbalik dan berjalan cepat menuju ranjang untuk berbaring.
Kalere melipat kedua lengan di depan dada. "Sungguh, Letnan memiliki harga diri yang tinggi, tidak ingin terlihat lemah sedikit pun." Dia menggelengkan kepala melihat tingkah Hamdi yang selalu bersikap sok kuat saat ada Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Azarine
Spiritual[Spiritual-Romance | Doctor Soldier Romance] Tentang Anita (Azarine) yang memiliki kehampaan dalam hidup dan meragukan keberadaan Tuhan. Anita memutuskan menjadi dokter relawan di perbatasan Indonesia-Timor Leste setelah kepergian lelaki yang dia ci...