"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."
© Story of "Wahai Azarine" by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
."Bahkan di ujung dunia sekali pun, ku dengar nama-Mu dipanggil syahdu."
***
Balai Desa Lalean diliputi kecemasan, para warga berharap Anita bisa menyelamatkan Mariam, ibu muda yang kesulitan dalam melahirkan. Balai desa telah dibatasi oleh kain, sehingga Hamdi, para warga dan kepala Desa Lalean hanya bisa menunggu di teras dan mendengarkan bagaimana Anita memandu Mariam melahirkan bayinya.
"Tarik napas dalam-dalam, perlahan hembuskan lalu dorong. Ayo, Ibu pasti bisa. Ibu pasti kuat." Anita menyemangati.
"Saya tidak sudah tidak kuat lagi, Bu Dokter."
"InsyaAllah pasti bisa. Bukannya Ibu ingin melihat anak Ibu? Ingin memeluknya, kan?" tanya Anita dengan lembut.
"Saya ingin melihat anak saya," sahut Mariam disertai isak tangis dan rintih sakit.
"Kalau begitu berjuang lah. Jangan khawatir, saya di sini. Saya akan menolong Ibu. Insya Allah."
Suara Anita terdengar jelas di Desa Lalean yang berpenerangan remang. Angin kencang beberapa minggu lalu telah membuat beberapa tiang listrik roboh sehingga beberapa dusun gelap gulita. Sekarang mereka hanya bisa mengandalkan lampu teplok untuk penerangan saat malam menjelang.
"Apa dokter muda itu bisa diandalkan Letnan?" tanya Johanes. Kepala Desa Lalean. "Apa dia bisa menyelamatkan Mariam?"
Hamdi menatap kain pembatas. Pikirannya seketika dipenuhi tentang Anita, tentang perempuan yang berani berenang ke dalam danau Laran demi menyelamatkan Markus lalu berkuda menuju Desa Lalean. Sulit rasanya meragukan perempuan itu.
"Dokter Anita selalu melakukan yang terbaik, dia tidak pantang menyerah. Meskipun harus melewati batas kemampuannya, dia tetap berusaha," jawab Hamdi seraya memberikan seulas senyum pada Yohanes. "Kita serahkan semuanya pada Tuhan. Kita berdoa saja untuk yang terbaik." Dan menepuk pundak Yohanes untuk menenangkannya.
Deru mobil serta dua sorot lampu menarik perhatian Hamdi. Dari jalan masuk Desa Lalean jep tentara melaju cepat tak terhalangi, dikemudikan dengan lihai oleh Fikri sedangkan Ikol duduk di sampingnya. Mereka berhasil memperbaiki mobil jep dan sekarang diparkirkan di bawah pohon, di samping Gasa bersaudara yang mengaiskan kakinya dengan marah. Sorot lampu mengusik mereka yang sedang merumput.
"Kalian berhasil memperbaikinya?" Hamdi berujar pada Fikri dan Ikol yang berlari sembari memberikan hormat. "Saya kira butuh waktu lama."
"Siap komandan. Kami berhasil memperbaikinya. Dokter Anita di mana?" tanya Ikol langsung. Mengedarkan pandangan di Desa Lalean yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Azarine
Spiritual[Spiritual-Romance | Doctor Soldier Romance] Tentang Anita (Azarine) yang memiliki kehampaan dalam hidup dan meragukan keberadaan Tuhan. Anita memutuskan menjadi dokter relawan di perbatasan Indonesia-Timor Leste setelah kepergian lelaki yang dia ci...