"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan."
© Story of "Wahai Azarine" by @NailaAfra
.
.
.
."Ketika kamu berserah sepenuhnya kepada Tuhan, dari sanalah kamu menemukan makna keimanan."
***
"BAJINGAN!" teriak Hamdi mengarahkan pistolnya kepada Calvis.
Sebelum Calvis menarik pelatuk pistol. Hamdi lebih dulu meletuskan peluru.
Perhatian Calvis teralihkan. Dia terkejut saat sebutir timah panas meleset melewati, hanya mengenai beberapa senti kulit lengannya. Kedua mata Calvis melebar tatkala menangkap sosok tentara yang berlari dari arah depan, sedangkan peluru tiada henti meletus dari ujung pistol yang memercikan api. Hutan Mameran mencekam.
"BANGSAT! DIA MENYUSUL KEMARI. DIA BERHASIL MENGEJAR KITA," teriak Calvis.
"LETNAN HAMDI MENEMUKAN KITA."
Hamdi menghujani Calvis dengan tembakan seraya menghampiri Anita yang jatuh tersungkur di tanah. Dengan iringin doa memenuhi hatinya—berharap perempuan itu tidak terluka—Hamdi menarik Anita berdiri. Tarikan yang sangat kuat sehingga membuat tubuh Anita terhuyung dan seketika menabraknya.
"Letnan Hamdi?" ucap Anita, tak percaya.
Hamdi menghela napas lega sesaat mendengar suara Anita. Saat pemilik mata bernetra coklat itu balas menatapnya dengan raut takut serta kebingungan.
"Letnan Hamdi, apa yang Letnan lakukan di sini?" tanya Anita. Mendongakkan kepala, sedangkan matanya tak berkedip. Kedua tangan Anita yang gemetar berpegangan di pinggang Hamdi.
Hati Hamdi hancur melihat wajah Anita yang memar dan sudut bibirnya berdarah. Perempuan itu pastilah sangat ketakutan meskipun dia tutupi dengan ketegaran palsu.
"Kenapa kamu menanyaikan itu lagi, bukannya sudah jelas?" sahut Hamdi. Dia segera menarik Anita ke belakang punggung dan membawanya berlindung ke balik pohon saat Calvis memanggil anak buahnya. "Saya datang untuk menyelamatkanmu. InsyaAllah saya akan membawamu pulang." Dia menambahkan dengan tersenyum lembut pada Anita.
"Letnan..."
Namun ekspresi Hamdi berubah dingin saat sosok Calvis mulai tampak di depan mata, menembus kabut yang turun di perbukitan Timor Leste seraya mengacungkan pistol ke segala arah.
"Azarine," panggilnya.
"Iya?"
"Pada hitungan ketiga, lari. Jangan menoleh ke belakang, cukup berlari saja, mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wahai Azarine
Spiritual[Spiritual-Romance | Doctor Soldier Romance] Tentang Anita (Azarine) yang memiliki kehampaan dalam hidup dan meragukan keberadaan Tuhan. Anita memutuskan menjadi dokter relawan di perbatasan Indonesia-Timor Leste setelah kepergian lelaki yang dia ci...