"Sepertinya ada yang salah tapi sulit diungkap letak kesal dimana, aku yang salah atau keadaan?"
_Raka Derana Kanagara_
Happy Reading.
***
Pemandangan rumah megah di depan mata cukup membuat anak itu terkagum-kagum, ya meskipun rumahnya di Jakarta lebih besar.
Anak itu membenahi tali tas yang ia gendong lalu berjalan masuk saat seorang pria membukakan pagar tinggi itu.
Di sekelilingnya begitu asri banyak bunga juga tanaman hias lainnya ditambah pancuran juga kolam ikan seakan menambah kesan glamor.
Dengan mantap anak itu melangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah yang di sebut rumah baru ibunya bersama keluarga barunya.
"Wadaww keren nih pemandangan kayak kebun binatang, eh taman safari" ucapnya refleks.
"Kok taman safari sih emang ada monyetnya di sini? emm kebun bunga nah itu kayaknya lebih tepat" ucapnya pada diri sendiri.
Terdengar aneh tapi begitulah Raka yang memiliki tingkat kebobrokan tinggi, sudah Master dia.
"Ini pintunya di gedor apa di dobrak ya?" ucapnya lagi setelah berdiri di depan pintu bercat coklat.
Raka anak itu melihat sekeliling namun tak menemukan orang yang dekat dengannya untuk ditanyai.
"Nyusahin nih pintu seharusnya kan ada tulisan ditarik atau di dorong" dumel Raka.
TOK
TOK
TOK
"Sepeda roda lima apa aku terlihat peduli, oh tentu teh jelas, haus nih ada makanan gak!" kata Raka tak jelas.
Entah apa yang ingin ia sampaikan lewat bahasa mahluk yang tidak hidup di bumi.
"BUNDA YUHUUU, INI ANAK GANTENG YANG KEGANTENGAN NYA NGALAHIN AL-GHAZALI DI DEPAN PINTU" teriak Raka tidak tau malu.
"Isshh mana dah para kaum manusia ini, lama lama gue bisa cacingan berdiri di sini" kesal Raka kembali mengetuk pintu.
"BUNDA PAKET, BUNDA MINTA MAKAN, BUNDAAAA!" teriaknya lagi.
Tidak lama kemudian terlihat seorang wanita yang membuka penutup rumah itu.
Wajah yang terlihat ayu tersenyum menyambut sang buah hati namun ada guratan kesal di dalamnya.
"Ya ampun Raka, kamu ngapain teriakan-teriak sih, pakek gedor pintu segala itu ada bel rumah kayak gak ada harga dirinya tau gak" omel wanita itu.
Tak habis pikir dengan kelakuan anak bungsunya yang memang sedikit tidak waras. Raka anak itu cengengesan tidak jelas ia baru sadar jika ada benda seperti saklar di dekatnya.
"Raka gak liat bunda Raka gendong tas soalnya" dalih Raka membela diri.
"Udah kamu masuk nanti bi Marni yang antar ke kamar kamu, kalau laper ambil sendiri Bunda mau pergi jemput Riko" ungkap Mila langsung pergi dari hadapan sang anak begitu saja.
Raka terdiam seperti ada yang berbeda, biasanya wanita itu akan memeluknya erat tapi sekarang menanyakan bagaimana perjalanannya saja tidak.
"Hati-hati Bunda!" katanya sedikit berteriak.
Laki-laki itu merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang telah si sediakan oleh Bundanya.
Letaknya di belakang lumayan jauh dari area kamar utama bisa di katakan tempatnya tidur dekat kamar pembantu di tambah ruangannya tidak terlalu luas juga tidak bisa dikatakan sempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Hurt
Random[Belum direvisi secara merata] Ini tentang 'dia' seorang anak yang dipaksa kuat oleh keadaan, diikat dewasa meski usia masih terbilang belia. Memiliki dua orang ayah serta ibu bukankah hal yang indah? tapi tidak untuk 'dia' justru itu menjadi awal d...