"Kebanyakan orang iri akan mencemooh ketika kita mencapai keberhasilan"
_Raka Derana Kanagara_
Happy Reading.
***
Dengan tekad yang kuat Raka belajar dengan giat kata 'Tiada Hari Tanpa Belajar' ia terapkan dengan seksama.
Membulatkan tekad demi bertemu yang di rindu meski mereka, entahlah, sulit di deskripsikan.
Bahkan keempat sahabatnya berhasil dibuat takjub melihat pemandangan ini. Biasanya Raka akan meluangkan 98% waktunya untuk bermain atau bercanda melakukan hal-hal yang tidak berguna, akan tetapi lihatlah sekarang keajaiban dunia ini dengan seksama.
Meskipun Raka merupakan juara dua dikelas mereka namun cowok itubtak pernah menampakan diri untuk belajar atau sekedar membaca di waktu luang. Pernah Karel berkata
"Dua tiga kera mandi, kerasukan apa nii!!!" Raka hanya menjawab ingin meraih sesuatu yang bisa membawa kebahagiaan.
Selain itu tak ayal banyak yang mencemooh, saling berbisik di belakang cowok itu.
Raka tau, ia mendengarnya lagipula tujuannya bukan untuk membuat mereka terkesan.
"Dih sok rajin banget tu orang"
"Mau ngegantiin si Riki kali"
"Gak usah bercanda, si Riki emang pinter dari sananya lah dia mana ada apa-apanya"
"Aduh ngapain sih sok jadi ambis, ujungnya juga malu maluin diri sendiri"
"Gue denger-denger dia ngincer peringkat umum"
"Halah kebanyakan halu, mana mungkin orang kayak dia bisa peringkat umum"
Setiap cacian di dengarnya, sakit hati? tentu saja.
Yang namanya manusia pasti akan merasakan hal yang sama, tapi Raka memilih tak meladeni. Toh ujung-ujungnya mereka akan semakin melunjak.
Lagipula Raka terlalu muak dengan manusia seperti itu.
Setelah mengikuti acara UKK dengan baik, akhirnya waktu ini tiba juga. Pembagian raport plus pengumuman peraih tahta tertinggi.
Raka telah berusaha memberikan performa terbaiknya, untuk hasil ia hanya bisa berharap yang terbaik.
"Oh my bujang lapuk ini kenapa panas syekaliii" keluh Diki membungkuk agar tak terlalu kepanasan.
"Namanya juga kumpul di lapangan pas siang begini, ya jelas panas" sahut seorang cowok dengan wajah datarnya.
Dia adalah Aryan Davian Ifagama cowok dingin plus datar, jika para sahabatnya melakukan kegilaan maka Aryan hanya akan menyimak saja, anggap saja dalam lingkup persahabatan itu Aryan lah yang paling waras.
"Lagian ni sekolah bikin kesel tau gak, tuh aula seluas segitiga Bermuda gunanya buat apa coba" ucap Karel tak habis pikir.
"Buat dijadiin hiasan dinding" sahut Raka asal.
"Yang aku kefanasan" adu Ari pada Aryan yang berdiri tegap.
"Diem lo Ri sebelum gue tendang ginjal lo sampai selat Afrika" ancam Aryan.
"Kepala rusa galak amat lo jadi human" kesal Ari namun Aryan acuh tak acuh.
"Helowww epribadiii, barabarabari yuhuuu!" Teriakan cukup keras itu membuat atensi penuh siswa ke tengah lapangan, menatap aneh seorang pria dengan rambut tidak utuh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Hurt
Random[Belum direvisi secara merata] Ini tentang 'dia' seorang anak yang dipaksa kuat oleh keadaan, diikat dewasa meski usia masih terbilang belia. Memiliki dua orang ayah serta ibu bukankah hal yang indah? tapi tidak untuk 'dia' justru itu menjadi awal d...