48

1K 118 25
                                    

"Jangan terlalu bangga dan bersombong diri karena pada akhirnya kesombongan itu lah yang akan membawa kehancuran untuk diri sendiri"

_Raka Derana Kanagara_












Happy Reading

***





Hening menyelimuti dengan sorot kosong tenggelam pada pikiran masing-masing, tidak pernah menyangka jika akan ada kejadian seperti ini terlebih pelakunya adalah putra kedua di keluarga nya.

Remaja bernetra coklat gelap itu tersenyum miring ingin ia menertawai kesedihan dari keluarganya sendiri, tapi ia tidak sejahat itu untuk tertawa terbahak-bahak sekarang.

"Ck ck ck jadi gimana sekarang Ki lo sering bilang gue itu malu-maluin keluarga kan jadi, yang dilakuin adik lo itu apa mengharumkan nama keluarga kah?"

Riki menoleh ke arah singgel sofa dimana seorang remaja seusianya duduk dengan angkuh, sial ia terjebak ucapannya sendiri.

"Diem lo Rak!" ucap Riki geram.

Tapi bukannya diam cowok itu justru terus melantur.

"Kan saya pernah bilang jangan terlalu bangga nah liatkan sekarang gimana hasilnya, dia yang kalian banggakan justru membuat malu" ucap Raka nyinyir.

Fahri mengepalkan tangannya ia tertampar mendengar tutur kata anaknya itu, memang benar ia selalu mengagung-agungkan kedua putranya itu membandingkan dengan putranya yang lain.

"Diam kamu gak usah memperkeruh suasana!" hardik Fahri pada Raka.

"Jadi gimana rasanya mempermalukan keluarga lo sendiri? udah puas atau masih ada yang kurang?" cecar Raka tersenyum remeh.

"RAKA!"

Mengedik'kan bahu acuh Raka menyandarkan punggungnya pada sofa dengan mengangkat satu kaki bertumpu pada paha.

Terlihat angkuh tapi sejujurnya ia juga memikirkan bagaimana dengan nasib Rain selanjutnya, bagaimana dengan keluarga gadis itu, akibqt ulah saudara bodohnya itu.

Riko menunduk menyesali perbuatannya sendiri kalau saja ia berpikir jernih dan tidak gegabah maka ia tidak akan pernah melihat kesedihan dimata keluarganya, kekecewaan dimata saudaranya.

Riko bersimpuh dihadapan bundanya, menangis memohon ampun.

"Maafin Riko bunda hiks Riko udah buat bunda kecewa, Riko buat bunda sedih hiks maafin Riko bunda hiks, maaf" remaja itu memohon sambil sesenggukan.

Mila diam tak membalas atau apapun wanita itu memilih berdiri berpindah tempat duduk. Riko hanya mampu terdiam, ini semua salahnya ia telah membuat wanita yang mendidik dan merawatnya sepenuh hati menelan rasa kecewa.

"Ma-" panggil Riko pada wanita yang tadi duduk di samping Mila.

Dela wanita itu tersenyum tipis menepuk pundak Riko dua kali. Wanita itu juga sama kecewanya tidak menyangka anak yang terlihat begitu dewasa pemikirannya, penurut dengan bundanya bisa berbuat keji seperti itu.

"Sekarang ayah harus apa Rik, kamu berhasil ngebuat ayah kecewa" Fahri berkata dengan intonasi rendah.

"Perasaan kalau ngomong sama gue gak ada tuh kayak gini paling dicaci maki sampai mulut mereka capek sendiri" batin Raka.

"Maaf yah, Riko mohon maafin Riko yah" lirih cowok itu meneteskan air mata.

"Kamu nyadar gak kesalahan kamu itu gak sepele, kesalahan yang kamu buat itu besar Riko, satu kesalahan kamu itu berhasil menghancurkan kehormatan orang tua kamu!" bentak Fahri.

I'm Just Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang