"Walaupun aku terluka aku masih sempurna dalam kata pura-pura tertawa"
_Raka Derana Kanagara_
Happy Reading.
***
Garis lengkung terpantri di bibir tipisnya, sambutan baik ia terima di keluarga ayahnya menjadi alasan dibalik senyum itu.
Setelah menempuh satu setengah jam lamanya perjalanan menuju kediaman laki-laki yang berstatus menjadi ayah.
Akhirnya Raka dapat mengistirahatkan tubuhnya di ruangan ber AC ini.
Ayahnya memang menetap di Bandung hanya saja jarak antara rumah Ayah dan Bundanya yang jauh, entah kenapa mereka memilih kota yang sama.
Saat ini Raka tengah duduk bersantai di atas karpet berbulu halus bersandar pada sofa dibelakangnya. Dalam hati Raka mengucap syukur karena mama nya ternyata tidak galak seperti ibu tiri di sinetron-sinetron.
Wanita cantik terlihat begitu anggun menjadi ibu tirinya, pemilik butik ternama di Bandung.
"Bang Iki perasaan dari tadi baca buku mulu heran, lama-lama berubah jadi buku kayak upin-ipin tau rasa" kata Raka yang mulai risih melihat kembaran pertamanya asik sendiri.
"Hmm" dehem cowok itu.
Dia adalah Riki kakak kembar dari Riko dan Raka, lebih menyukai hal-hal berbau belajar tak ayal ia juga paling pintar diantara dua kembarannya.
"Dih ngeselin diajak ngomong bukannya di jawab, Raka sumpahin pargoy keliling komplek juga ni orang" ujar anak itu.
Riki menurunkan buku bergambar angka-angka berpadu huruf x dan y dari hadapannya, beralih melirik cowok yang duduk di bawah.
"Serah lo deh Ka, asal gue bahagia" sahut Riki malas lalu kembali membaca.
"Bang Iki emang gitu Kak, tiap hari tiap saat tiap waktu baca bukuuu terus Shasa aja sampai bosen liatnya" timpal seorang gadis yang merebahkan kepalanya pada paha Raka.
Dia adalah Shasa Gracia Adelin anak dari Delyana Safitri dan Fahri Reysadi. Jaraknya hanya setahun dari Trio R.
Anaknya cerewet dan mudah bergaul terbukti sejak Raka melangkahkan kaki memasuki rumah ia sudah mendapat pelukan juga ciuman di kedua pipinya bahkan gadis itu melompat agar di gendong, kurang apa lagi coba.
Raka tentu saja menerimanya dengan baik toh ia mendapat seorang adik secara tiba-tiba mana sudah besar lagi.
"Nah itu kamu tau, untung ni orang pergi dari rumah jadi gak sepet mata kakak liat dia bawa buku" kata Raka.
Namun sebenarnya ia berharap saat-saat itu kembali lagi, tidak salah kan?.
"Bang Iki kapan pergi dari rumah ini, Shasa udah bosen liat Abang" ucap gadis itu polos.
Riki membulatkan matanya mendengar pertanyaan tak masuk dalam kata logis di kamusnya. Baru beberapa jam Raka di sini namun adik polosnya sudah terpengaruh ajaran sesat kembaran sengkleknya itu, bagaimana kalau seminggu coba.
"Raka jangan ajarin Shasa yang enggak-enggak deh" peringat Riki pada adiknya.
"Raka ajarin yang iya-iya kok" balas Raka.
"Raka!" geram cowok sebayanya itu.
"Apasih, bang Iki ganggu kedekatan aku sama calon imam ku aja deh" ucap gadis itu nyeleneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Hurt
Acak[Belum direvisi secara merata] Ini tentang 'dia' seorang anak yang dipaksa kuat oleh keadaan, diikat dewasa meski usia masih terbilang belia. Memiliki dua orang ayah serta ibu bukankah hal yang indah? tapi tidak untuk 'dia' justru itu menjadi awal d...