"Berawal dari ketidakpercayaan, berlanjut dengan penghianatan dipadukan kebencian dan berakhir dengan kekecewaan"
_Raka Derana Kanagara_
Happy Reading
***
Ada sebagian luka yang memang tidak bisa dilihat secara fisik, hanya mampu tuk dirasakan bukan untuk diobati menggunakan peralatan P3K yang dioleskan pada titik terluka, lalu menunggu beberapa hari agar luka itu sembuh.
Tidak semudah itu sebab luka ini berbeda dia membutuhkan proses yang sangat panjang, bahkan tidak bisa ditentukan sampai kapan agar goresan luka tak kasat mata itu menghilang.
Terdapat sebuah kiasan yang menyebut 'Waktu adalah obat' memang benar tapi tidak selamanya waktu mampu mengobati hal yang sudah sangat hancur.
Bisa mengobati tapi tidak melupakan.
Hah, semuanya akan sangat rumit jika berbicara tentang luka.
"Nanti malam jadi kasih kejutan buat si kembar?" wanita dengan stelan modis itu bertanya.
"Jadi dong, pokoknya nanti malam tepat pergantian hari semuanya harus berjalan lancar!" seru wanita lainnya dengan gaya casual.
"Ini pertama kalinya loh aku bakal liat mereka bertiga tiup lilin bareng-bareng biasanya di Bandung kan cuma bisa Riki sama Riko aja" kata wanita itu meminum tehnya.
"Iya, dan akhirnya setelah sekian lama aku bisa liat mereka bisa bertiga tiup lilinnya bareng lagi" balas Mila berseri-seri.
Tepat di penghujung hari nanti merupakan waktu dimana ketiga remaja tampan itu hadir, dengan jalan takdir masing-masing.
Mila sebagai ibu dari ketiga anaknya, masih belum menyangka jika bayi mungilnya kini sudah beranjak dewasa bukan anak kecil lagi.
"Bicarain apa sih kayak semangat gitu" sela pria ikut bergabung bersama kedua wanita yang tak lagi muda itu disusul dengan pria lainnya yang tapak baru saja sampai.
"Ada deh, kalian berdua kenapa pulang? ini kan masih jam 3 sore" Dela berucap.
"Loh tadi pagi katanya harus pulang lebih awal, gimana sih" bingung Fahri menggelengkan kepalanya.
Wanita itu hanya menampakkan deretan gigi putihnya.
"Anak-anak belum pulang?"
"Belum, kayaknya masih di jalan mereka" Mila menyahuti mantan suaminya itu.
"Di katanya lo punya kejutan spesial buat si kembar, emang benar?" Tanya Dela mengingat ucapan Mila sebelum kedua laki-laki itu datang.
"Iya dong, ini kan sweet seventeen mereka, kata orang di ulang tahun ke seventeen itu spesial jadi kejutannya juga harus spesial. Ya, walaupun gue gak tau sih bedanya sama hari ulang tahun yang lain itu apa" jawab Aldi.
"Iya sih, terus kejutan spesial itu apa?" Dela kembali melontarkan pertanyaan.
Aldi tersenyum simpul mana mungkin ia membocorkan kado yang susah payah ia persiapkan.
"Dih kepo, kalau dikasih tau bukan kejutan lagi dong namanya, Mila aja gak gue kasih tau" balas Aldi menaik turunkan alisnya.
"Kejutan istimewa" kekehnya dalam hati.
Tidak lama kemudian lima orang remaja datang memasuki area rumah, tidak terburu-buru mereka melangkah dengan santai.
Salah satu dari mereka tampak mengulas senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Hurt
Acak[Belum direvisi secara merata] Ini tentang 'dia' seorang anak yang dipaksa kuat oleh keadaan, diikat dewasa meski usia masih terbilang belia. Memiliki dua orang ayah serta ibu bukankah hal yang indah? tapi tidak untuk 'dia' justru itu menjadi awal d...