30

1K 135 3
                                    

"Mereka melihat seanjlok apa humor saya tanpa mereka tau se-hancur apa saat saya sendiri"

_Raka Derana Kanagara_















Happy Reading.




***


Tangan bergetar, kaki serasa melemas bibir kelu tuk berucap setiap pasang mata berpusat pada dirinya.

Rasa takut, gugup, malu segalanya menjadi paduan yang mendebarkan. Ingatan masa lalu tepat seperti yang ia alami saat ini terputar.

"Ayo dong nyanyi!" teriak lima remaja dari tempat duduknya, yang di setujui penonton lainnya.

"K-ku terbangun lagi-"

Gelak tawa menyambut indra.

Gadis yang tengah berdiri ditengah panggung bergetar hebat, trauma masa kecil mengakibatkan ia tidak memiliki kepercayaan diri di atas  panggung dengan penyaksi yang banyak.

Lantas ia melirik kedua orang tua nya hanya diam memperhatikan, ia bingung apa yang harus diperbuat. Turun dan mempermalukan keluarga tentu ia tidak mungkin melakukan itu tapi berdiri di sini juga tidak sanggup.

Dari jarak tak terlalu jauh remaja itu memperhatikan setiap gerak-gerik gadis di atas panggung itu.

"Shasa ya" gumam cowok itu.

Beralih melihat pada beberapa siswa yang tengah tertawa sambil mengacungkan jempol, pertanda berhasil dengan rencananya.

Smirk tercetak di wajah tampannya, membisikkan sesuatu pada gadis di samping.

"Aku akan urus mereka" ucap gadis itu.

"Selamat bersenang-senang Aruna"

"Selamat bersenang-senang juga Raka" keduanya lantas tersenyum licik.

"Main-main yuk" ajak Aruna pada sahabatnya.

"Target?" tanya Ayara bersemangat.

Aruna menunjuk dengan lirikan matanya.

"Nah ini nih yang gue suka bos" ucap Talita dan Keyra semangat.

"Tapi harus mainnya cantik dan halus" ujar Aruna.

"Pakek ini okey gak" Karel berkata menunjuk sesuatu di tangannya, mereka lalu terkekeh geli. 

Di atas audium pertunjukan gadis bernama Shasa itu mulai berkaca-kaca, ingin sekali lenyap dari pantauan semua orang. Gadis itu meremas jari-jarinya gugup, ia selalu tidak percaya diri ketika berdiri diatas panggung, bukan tanpa sebab trauma insiden waktu perpisahan sekolah dasar masih melekat dimana dirinya diperlukan habis-habisan diatas panggung.

Ku terbangun lagi
Di antara sepi
Hanya pikiran yang ramai

Semua perhatian tertuju ke sumber suara, begitu pula dengan Shasa. Tampak terkejut mengetahui siapa yang bernyanyi menaiki panggung.

"Kak Raka" gumamnya lirih.

Mengutuki diri
Tak bisa kembali
'Tuk mengubah alur kisah

Cowok itu tetap bernyanyi dengan suara indah, menyanyikan setiap lirik penuh nada dan makna.

Ketika mereka meminta tawa
Ternyata rela tak semudah kata

Raka berdiri di samping Shasa memberikan isyarat lewat pejaman mata, seolah berkata 'Gausah di liat anggap mereka gak ada.' Shasa tersenyum dan muali mengikuti nyanyian kakaknya itu sambil memejamkan mata.

I'm Just Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang