"Sejauh apapun aku kelak, aku hanya butuh kamu tetap setia"
_Raka Derana Kanagara_
Happy Reading.
***
Remaja SMA itu kini tengah menghabiskan waktu di Villa milik keluarga Karel yang berada di puncak. Rencana Raka yang ingin menghabiskan waktu berdua bersama kekasihnya terpaksa batal.
Jangan tanyakan ulah siapa, tentunya Karel pelakunya dengan dalih kepala yang terluaka ia meminta semua sahabatnya pergi ke puncak agar ia cepat sembuh. Aneh-aneh saja memang, meski begitu mereka tetap saja menurut.
"Gaes bakar-bakar kuy" ajak Keyra.
"Gaslah bentar ya gue mau beli minyak tanah dulu yang banyak" ucap Ari hendak berdiri dari tempatnya duduk.
Mereka mengerutkan kening, untuk apa membeli minyak tanah yang banyak.
"Ngapain?" Raka berucap.
"Ya beli minyak tanah lah" sewot Ari.
"Ya maksud gue ngapain lo beli minyak tanah" Raka menggeram.
"Ya buat bakar villa ini, tadi katanya mau bakar-bakar" kata Ari lugu.
"Wah gak bener otak ni anak" Talita menggeleng kuat.
"Masak Villa lo mau di bakar Rel" ucap Ayara kompor.
"Lo mau bakar Villa ini!" Karel menyentak. Ari mengangguk sebagai jawaban.
"Iya kenapa? masalah buat lo!" Ari tak kalah meninggikan suara.
"Ya masalah lah, gila kali ya Villa orang mewah gini mau lo bakar" sambar Diki.
"Wah bener-bener lo ya Ri, lo memang inspirasi, ayo kita bakar Villa ini" semangat Karel.
Mereka mendelik, menatap aneh cowok itu yang bahkan dengan semangat ingin membakar Villa keluarga nya sendiri.
"Mulai menggila ya anda" sinis Ayara.
"Bukan mulai lagi tapi udah level tertinggi" timpal Aruna.
Karel mengedik'kan bahu acuk tak acuh, menurutnya ia tak salah.
"Ya kan habis di bakar tinggal bangun yang baru lagi gitu aja kok ribet"
"Mentang-mentang orang kaya bakar villa seenaknya" ucap Raka.
"Ya jelas lo tau sendiri uang jajan gue itu banyak, saking banyaknya gak bisa gue jelasin angka nol di belakang nya" Karel membanggakan diri.
"Dih tinggal bilang seratus ribu aja ribet lo" ungkap Raka membuat Karel terdiam.
"Anjrit" umpat Karel.
"Jadi gak Barbeque an" tanya Aryan datar.
"Ya jadilah gila aja kalau enggak" Talita ngegas.
Mereka pun mempersiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan dalam acara bakar-bakar itu. Menghabiskan waktu sambil bercanda, mengejek satu sama lain menikmati acara barbeque sederhana ala mereka.
Setelah selesai mereka memutuskan untuk beristirahat di kamar yang telah dibagikan.
Berebeda dengan yang lain Raka memutuskan bediam diri sebentar menatap langit penuh gemintang. memejamkan mata kala ia mengingat seseorang, ia mengepalkan tangan hingga buku-buku nya memutih.
Mengapa dirinya merasa telah berbicara pada seorang yang ia hindari bahkan tidak ingin ditemui lagi.
"Gue harap gak akan ketemu mereka lagi, itu jauh lebih baik" gumam cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Just Hurt
Random[Belum direvisi secara merata] Ini tentang 'dia' seorang anak yang dipaksa kuat oleh keadaan, diikat dewasa meski usia masih terbilang belia. Memiliki dua orang ayah serta ibu bukankah hal yang indah? tapi tidak untuk 'dia' justru itu menjadi awal d...