24 : Selamat Ulang Tahun, Jea

985 127 12
                                    

Ujian kenaikan kelas nggak kerasa udah mulai dekat. Nggak ada seorang pun yang siap menduduki kursi dan kelas baru mereka. Kayaknya kelas 11 itu masa-masa paling indah di SMA. Sampai-sampai Jea nggak rela untuk pisah sama Rena dan Renjun nanti.

"Hari ini lo mau kemana, Jun? Mau belajar buat ujian atau pergi?"

Dari tempat duduknya, Renjun cuma menggedikan bahu tanda nggak tau. Mulutnya yang asik ngunyah kacang nyahutin kata-kata Rena. "Ke tongkrongan, si Jeno mau tanding lagi." Kepala Renjun noleh ke Jea yang lagi tiduran di atas lipetan tangan. "Ratu kontroversial mau kemana?"

"Pulang," Jawab Jea singkat. Jea hari ini rasanya nggak semangat banget. Bawaannya pengen nimpukin orang aja.

"Duh, nggak usah bete gitu deh lo. Ntar juga di ucapin sama Jeno." Rena ngedumel sambil masang tampang kesel di buat-buat.

"Lah, Jeno belum ngucapin ulang tahun?"

Gelengan kepala Rena seolah ngejawab pertanyaan Renjun tadi. Yang bikin Renjun berdecak lidah sebelum ngelempar sebiji kacang ke arah Jea.

"Duh! Lo nih!"

"Lebay banget lo, masih perawan kan?" Biasalah, Renjun dan emosinya berasa paket komplit. Tapi kata-katanya pedes bukan main. "Bakal di ucapin, tenang aja."

"Kok lo yakin gitu?"

"Iyalah, dia kalo inget pasti ngucapin." Habis itu Renjun ngasih tatapan jahil. "kalo inget..."

"Ihh! Nyebelin!"

Beberapa menit setelah itu, Jeno dateng ke kelas Jea sambil nenteng satu tas yang berisi satu kotak makanan. Dari jarak pandang Jea, dia cuma di temenin sama Haechan, sisanya nggak tau kemana.

"Je, udah makan?"

Jea langsung negakkin badan, geleng-geleng kepala sebagai jawaban pertanyaan Jeno tadi. "Belum, hehe."

"Ini--" Jeno nyerahin tas kain warna biru yang dihiasi aksen floral di pinggirannya. "--Kue buatan bunda. Katanya karena kamu suka, aku disuruh bawain."

"Eh jaka tarub," Renjun sebagai penonton disana udah ngelempar kacang ke kepala Jeno. Bikin cowok itu akhirnya nolehin kepala ke Renjun. Bawaan pengen nonjok sih ada. "Jea ulang tahun, noh. Ucapin kek biar dia nggak sedih lagi."

"Oh, Jea ulang tahun!?" Haechan mengheboh di tempat, terus nyusulin ke tempat Jeno berdiri --di samping meja Jea. "Selamat ulang tahun, Jea. Kalo lo mau putus sama Jeno bilang-bilang ya," Jea mah senyum-senyun aja. Tapi Jeno nya nggak.

Jeno otomatis ngelirik ke Haechan. Tajem banget pokoknya. "Nggak ada yang putus."

Jeno ngasih pandangan penuh lagi ke Jea. "Kamu hari ini ulang tahun?"

***

"Hari ini mau kemana?" Tanya Jeno setelah badannya udah duduk di atas motor. Menghadap ke Jea yang lagi berdiri disampingnya. "Hari ini aku turutin semua kemauan kamu."

Jea ngebetulin letak tali tas ranselnya yang beberapa kali nyangkut di seragamnya. "Pulang aja deh. Aku mau langsung tidur."

"Nggak mau ngerayain ulang tahun kamu?"

Jea tiba-tiba ngelirik sinis ke pacarnya itu. Dari atas ke bawah, terus balik lagi ke mata Jeno yang kecoklatan. "Oh, udah inget ulang tahun aku, ya? Aku kira kamu lupa." Tanya Jea sewot.

"Pantesan dari tadi diem." Saut Jeno yang menyadari sikap Jea selama sehari penuh ini bete terus. Perkara ucapin ulang tahun aja jadi masalah. "Ulang tahun kamu belum habis waktunya."

Mine ; Lee Jeno - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang