27. Salah siapa? ✍

41 5 0
                                    

Halo Hai 👋

Yang kangen sama Gaharu angkat tangan ✋

Yuk langsung baca aja tapi jangan lupa komentar dan vote ya...

***

"Nai, kakak masuk ya?" ujar Dewa yang tengah berdiri di depan kamar Naina sembari menenteng beberapa bawaan.

Merasa tak ada sahutan dari dalam, Dewa menyimpulkan nya sebagai tanda persetujuan. Dia memutar knop pintu dan melangkah masuk, lalu duduk di pinggir ranjang dan menatap sekitar.

"NAI, KAMU LAGI MANDI YA?" tanya Dewa sembari berteriak.

"KAK DEWA?? IYA KAK TUNGGU SEBENTAR!!" jawab Naina juga ikut berteriak.

Tak lama Naina keluar dari kamar mandi dengan memakai seragam lengkap, sudah siap untuk pergi ke sekolah hanya tinggal memakai sepatu saja.

"Tumben kakak kesini, ada apa?" tanya Naina

"Duduk dulu sini." Menepuk sebelah ranjang Naina.

Naina menurut saja, tingkah Dewa agak aneh hari ini dan tidak biasanya kakaknya itu langsung menyambangi kamarnya.

"Waktu itu kakak pernah bentak kamu, kakak minta maaf ya? Sebagai permintaan maaf kakak bawa hadiah buat kamu." Dengan mengusap rambut panjang Naina sembari menyodorkan beberapa paperback.

Gadis berponi sealis itu tertegun, dia sudah memafkan Dewa jauh-jauh hari dan tidak mempermasalahkan itu.

"Semuanya buat Nai? Banyak banget kak!!" seru Naina senang sambil mengucapkan terimakasih.

"Iya sama-sama."

Dengan semangat Naina membukanya satu persatu, ada tiga novel terbaru, ada boneka berukuran sedang, ada jam tangan mewah juga  ada ponsel keluaran terbaru. Memang tak tanggung tanggung kakaknya kalau sudah membelikan barang.

"Ini kebanyakan kak, pasti mahal-mahal kan?" Kalau novelnya dia akan terima dengan senang hati tapi kalau ada ponsel juga jam tangan dia sedikit tidak enak kepada Dewa.

"No, ini bukan dari kakak semua Nai. Jam tangan itu hadiah dari Jamie buat kamu, dia kangen kamu katanya."

Masih ingat Jamie kan? Partner bisnis Dewa yang orang bule itu lho.

"Dari kak Jamie?" Mata Naina berbinar senang.

Dewa mengangguk, dia senang kalau melihat Naina senang seperti itu asal tidak dekat dengan Gaharu lagi.

"Yaudah nanti kakak anterin kamu ke sekolah."

"Iya kak, makasih ya bilangin makasih juga buat kak Jamie." Dewa hanya mengangguk.

Duduk di belakang kursi kemudi sembari melamun membuat putri tersentak kaget kalau tak merasakan mobilnya bergerak. Dia menatap kursi sang supir yang kosong, putri celingukan gelisah saat jam menunjukkan hampir pukul tujuh.

"Pak! Mobilnya kenapa?" Putri bertanya melalui jendela mobil kepada pak supir yang tengah bingung.

"Aduh non, maaf mobilnya mogok gak tahu ini kenapa," jawab sang supir.

GAHARU {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang