part. 5

32K 3.1K 114
                                    

Terima kasih buat kalian yang sudah mau baca dan vote cerita ini 💕

Silahkan membaca ^_^
Kalau ada typo tandai ya biar di perbaiki.

🌸🌸🌸

Happy reading 💕

     Naura bangun pagi-pagi sekali karena tidak sabar untuk mencoba motor baru nya. Ya meskipun penuh perdebatan pada akhirnya keinginan Naura tetap di penuhi daddy nya.

     Dan pagi ini motornya akan di antar ke kediaman Naura. Naura bergegas beranjak dari tempat tidur nya dan mandi, berseragam , menguncir rambut nya kuncir kuda, mengambil tas dan keluar dari kamar.

Namun baru beberapa langkah Naura keluar kamar dia balik lagi karena lupa pakai sepatu. Setelah memakai sepatu nya Naura keluar dan turun dari tangga setengah berlari.

" Naura jangan lari di tangga sayang nanti jatuh" Ucap mommy Naura, Ariesta putri. Marga keluarga Naura itu Putra tapi untuk perempuan menjadi Putri.

" Hehe ga pa pa mom, nau senang hari ini" Ucap Naura dengan senyum yang tak pernah luntur semenjak bangun tidur tadi.

" O yaa senang kenapa emang " Tanya Ariesta sambil menata makanan untuk mereka sarapan. Pertanyaan Ariesta cuma di tanggapi Naura dengan senyuman.

" Pagi " Sapa Daddy Naura. Kenzo Arfiano putra.

" Pagi Dad " Sahut Naura riang.

" Morning All " Sapa gino yang baru turun dari tangga.

" Morning to" Jawab mommy dan Naura, daddy cuma ngangguk aja.

Naura memakan roti yang dihidangkan Ariesta mommy nya. Di tengah sarapan mereka terganggu dengan suara (apasih namanya mobil pengangkut motor itu) skip ae lh :)

Tinn

Bunyi mobil pengangkut, Naura yang mendengar suara itu langsung bergegas mau keluar rumah.

" Mom, dad, bang Nau duluan " Ucap Naura tergesa-gesa keluar rumah.

"Ada apaan sih mom " Tanya gino ke mommy nya. Ariesta cuma mengangkat bahu tanda tidak tau.

" Motor yang dia mau sudah datang mungkin" Jawab daddy

" Dad beneran beliin Naura motor ?" Tanya gino dan di jawab anggukan daddy nya.

Gini tidak habis pikir dengan orang tuanya, dia belum pernah lihat Naura bawa motor. Dan Gino ga yakin Naura beneran bisa mengendarai motornya itu.

Gino pergi menyusul adiknya ke halaman depan rumah. Bisa Gino lihat disana Naura sedang memperhatikan setiap inci dari motor barunya itu.

Gino berjalan menghampiri Naura dan mendapati Naura yang siap-siap memasukkan kunci motor ke motor nya.

" Gue yang bawa " Ucap Gino merampas kunci motor dari Naura. Dan langsung naik ke atas motor Naura.

" Ihh apaan sih bang, turun " Ucap Naura sambil menarik lengan Gino agar turun dari motor nya.

" Naik, abang bonceng"

" Engga nau bisa sendiri, abang pakai motor abang sendiri kan ada"

" Abang bonceng. Emangnya lo beneran bisa bawa motor? " Tanya Gino dia benar-benar ngga mau Naura bawa motor nya sendiri.

" Bisa lah " Jawab Naura sewot.

" Kapan belajarnya? "

" Abang banyak tanya. Lagian kapan Naura belajar itu ngga penting. Toh juga abang ngga tau apa-apa tentang nau. Udah ihh turun bang" Ucap Naura lagi. Gino sempat terdiam karna ucapan Naura memang benar adanya, dia emang tidak peduli dengan apa saja yang dilakukan adiknya itu. Tidak peduli bukan berarti tidak sayang.

Naura sang figuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang