part 23

8.9K 843 62
                                    


Sebelumnya....
Author mengucapkan minal aidin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin. Bagi yang merayakan ....
Selamat hari raya idul fitri ✨

Okeh lanjut aja, selamat membaca 🐨
Jangan lupa bantu tandai typo okey

.
.
.
.
.
.




Eittt sudah vote belum?

Belum?

Vote dulu gihh...






Happy reading 💕

🌸🌸🌸


Mela keluar dari salah satu bilik toilet dan berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.

Drentt drentt... (Anggap suara getar ponsel)

Mela menggeser tombol hijau di untuk menjawab panggilan dari seseorang yang di kenalnya.

"Lo dimana? " Tanya orang di seberang.

"Di toilet, kenapa? " Tanya Mela balik sambil memperbaiki tatanan rambutnya di cermin.

"Cari Naura gih, tadi dia pergi gitu aja dari kantin setelah gue suruh minta maaf ke devita" Ucap seseorang yang nelpon Mela. Dia adalah Gino, ya Gino.

"Lah emang Naura salah apa sama devita? " Mela mengambil lipstik yang di bawa simpan di saku nya dan memoleskannya ke bibir nya.

"Naura numpahin kuah bakso panas ke tangan Devita" Ucap Gino terdengar santai.

"Hah? Lo salah paham deh kek nya. Ngga mungkin lah Naura numpahin kuah bakso ke tangan Devita untung nya buat dia apaan. Mungkin cuma ke senggol doang ah" Mela menyimpan kembali lipstik yang tadi dia pakai ke saku nya.

"Ya kalau ke senggol doang kenapa Naura tidak langsung minta maaf saja, masalah selesai ngga perlu ribut kaya tadi" Dari suara Gino dapat Mela pastikan kalau Gino sedang menghela napas lelah.

"Sayang nya ini bukan perkara kata maaf aja. Bukan, tapi di sini masalahnya lo menyudut kan Naura, lo ngga percaya sama dia" Mela memperhatikan diri nya sekali lagi di cermin sebelum melangkah keluar dari toilet.

"Gimana mau percaya. Faktanya ada korban disana, dan dia mengatakan sendiri kalau Naura menumpahkan kuah bakso panas itu ke tangannya"

"Terus lo percaya? Langsung percaya gitu aja. Emang lo liat kejadian sebenarnya. Gini ya, jaman sekarang korban bisa jadi pelakunya. Jangan gampang percaya tanpa ada bukti yang jelas. Omongan sangat mudah di manipulasi, bisa di tambah atau pun di kurang, so bukan kebenaran yang di dapat tapi kebohongan semata" Ucap Mela sedikit emosi dengan pemikiran Gino.

"Dari sini Naura kaya nya jadi beneran yakin, kalau lo ngga pernah benar-benar peduli sama dia. Dari dulu sampai sekarang, lo ngga pernah peduli sama dia" Mela menjalan di Koridor yang sepi karena jam pelajaran sudah di mulai 10 menit yang lalu. Dan ya Mela melewatkan waktu istirahat nya di toilet. Menyebal kan memang tapi ya mau gimana lagi. Panggilan alam tidak bisa di tolak.

"Stop Mela, stop gue minta lo cari Naura. Ngga usah bahas yang lain" Ucap Gino lagi, yang entah kenapa da jam pelajaran gini dia bisa menelpon Mela. Apa cowok itu bolos? Mungkin saja.

Naura sang figuranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang